Menjadi mahasiswa baru di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris itu gampang-gampang susah, dan akan susah beneran kalau tidak menguasai basic English skills. Kalau dipandang sekilas dengan perspektif orang awam, jurusan Bahasa dan Sastra Inggris itu tidak ada apa-apanya dibanding jurusan Kedokteran, Teknik, Hukum, dan jurusan-jurusan favorit lainnya.Â
Iya lah, wong  tidak perlu bedah-bedah organ, tidak perlu praktikum membuat eksperimen,  tidak ada pelajaran matematika atau tugas hitung-hitung, tidak disuruh menggambar-gambar desain bangunan, tidak perlu menghafal pasal-pasal Undang-Undang, apalagi terjun ke pertambangan.Â
Jurusan ini sering dianggap jurusan yang paling santuy. Seolah-olah mahasiswa di jurusan ini hanya kuliah tentang belajar bahasa Inggris, mendalami bahasa Inggris, kemudian mengaplikasikannya. Kalau seperti itu, belajar di kursus bahasa Inggris saja bisa, tidak perlu susah-susah kuliah.Â
Kesalahpahaman masyarakat awam tentang jurusan ini sudah lazim terjadi. Padahal, kenyataan di dalamnya sungguh berbeda jauh. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris tidak seperti yang mereka bayangkan.
Awal menjadi mahasiswa baru Bahasa dan Sastra Inggris atau Sasing, saya merasa biasa-biasa saja. Saya berpikir bahwa sepertinya saya akan baik-baik saja, toh setidaknya saya sudah pernah belajar bahasa Inggris selama dua belas tahun sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun, ternyata keadaan sesungguhnya di perkuliahan tidak seperti yang saya bayangkan.Â
Saya benar-benar kewalahan mengikuti perkuliahan. Hampir semua dosen mata kuliah Sasing ketika mengajar selalu menggunakan bahasa Inggris dan cara mereka menyampaikan tidak seperti guru di SMA yang cenderung lebih pelan dan mudah dimengerti.Â
Mereka sudah seperti native speaker. Sementara saya yang belajar bahasa Inggris selama dua belas tahun hanya paham dengan "yes", "no", "understand", hanya bisa plonga plongo. Tidak paham dengan apa yang dibicarakan dosen, apalagi dengan materi yang disampaikannya.Â
Apalagi ketika saya ditanya oleh dosen dengan bahasa Inggris dan mau tidak mau saya harus menjawabnya dengan bahasa Inggris, walhasil saya hanya bisa diam atau minimal pura-pura kendala jaringan. Sungguh memalukan.
Kemudian, saya sadar bahwa ternyata dibutuhkan penguasaan basic English skills bagi mahasiswa Sasing terutamanya sebelum mendalami mata kuliah-mata kuliah di jurusan Sasing.Â
Basic English skills antara lain yaitu writing, reading, speaking, dan listening. Kelihatannya sih mudah hanya menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan. Seperti kegiatan yang kita lakukan sehari-hari bukan? Namun, ini berbeda jauh. Ini bahasa Inggris bukan bahasa Indonesia.
Writing  dalam bahasa Inggris tidak semudah menulis dalam bahasa Indonesia. Kita harus menguasai sangat banyak kosakata dan cara penulisannya yang benar. Sudah begitu kita harus menguasai grammar karena grammar sangat penting dalam tata bahasa Inggris dan untuk menghasilkan tulisan yang  baik dan benar terutama saat nantinya membuat skripsi.