Mohon tunggu...
Mins
Mins Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

[What If] Bagaimana Jika Euro 4 Sudah Digunakan Secara Massal?

14 Februari 2018   18:37 Diperbarui: 14 Februari 2018   18:44 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini. Ada 4 partikel gas yang dikeluarkan kendaraan yang berbahaya untuk lingkungan dan kesehatan. Emisi yang mengandung karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (Nox), karbon monoksida (CO), dan volatile hydro carbon (VHC).

Sederhananya begitu. Tetapi, jika itu terus-menerus dihirup dan masuk ke dalam tubuh, lama-kelamaan akan menjadi racun.

Jika boleh mengutip dari European Automobile Manufacturers Association (ACEA), untuk menjawab permasalahan itu, Uni Eropa mulai memberlakukan aturan mengenai standar emisi Euro pada 1990. Singkatnya, semakin tinggi standar Euro yang ditetapkan, maka semakin sedikit pula emisi gas buang yang boleh dikeluarkan mesin kendaraan.

Ada 2 sebenarnya yang perlu dilakukan: pertama dan yang utama, kendaraan tersebut mesti memiliki mesin yang canggih guna menekan angka emisi tersebut. Yang kedua, euro 4 diproduksi massal. Sudah. Selebihnya pilihan tersebut ada di tangan konsumen, bukan?

***

Ilustrasi: metrotvnews.com
Ilustrasi: metrotvnews.com
Yang semestinya berbanding lurus: meningkatnya ekonomi maka akan dibarengi dengan transportasi yang juga meningkat. Semakin banyak orang-kaya-baru, maka semakin tumbuh juga sektor transportasinya. Jika dipersingkat, akan semakin banyak pengguna kendaraan bermotor.

Tidak perlu cemas, karena untuk mengurusi itu sudah ada pemerintah. Macet maksdunya, kan? Ini tentang gaya hidup masyarakat kita dan bagaimana kita bisa hidup tapi tetap gaya dan sehat.

Boleh kaya di Indonesia, tapi kalau bisa tidak sampai sakit.

Itulah mengapa euro 4 perlu dipergunakan oleh kebanyakan orang-kaya-baru ini. Kenapa? Karena sakit itu tidak enak. Karena, kalau bukan mereka yang mampu menggunakan euro 4 siapa lagi?

Karena dengan demikian menmperbaiki kualitas udara dan lingkungan hidup dari pencemaran. Tentu euro 4 juga bagus digunakan oleh masyarakat kebanyakan. Tapi, tentu dengan tahap-demi-tahap yang mesti dilakui.

***

Ilustrasi: metrotvnews.com
Ilustrasi: metrotvnews.com
Hampir di setiap negara maju di Eropa, kebanyakan dari mereka sudah menggunakan euro 6. Tenang, dengan pasti kita akan menuju ke sana juga. Butuh waktu dan proses yang sama panjangnya dengan harapan.

Desember (2017) sudah diadakan pembahasan antara Gaikindo, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian dan Pertamina. Masih ada kendala yang menghambat bagaimana euro 4 bisa akhirnya dikonsumsi massal: sebagian bahan bakar masih impor.

Meski belum ada hasil signifikan, setidaknya ada yang bisa diterapkan, yakni semua kendaraan baru yang dijual di Indonesia harus memenuhi standar Euro 2  untuk kendaraan roda empat dan Euro 3 khusus sepeda motor. Indonesia tertinggal dengan Malaysia dan Singapura, keduanya telah menerapkan standar Euro 4.

Kita tidak boleh tertinggal dan hanya diam. Dalam sebuah kesepakatan tersebut juga, Pertamina tengah berupaya merampungkan bahan baku paling cepat 5 tahun. Regulasi standar emisi Euro 4 merupakan upaya pemerintah memenuhi kesepakatan yang termuat dalam pakta perdagangan bersama di Asean yang isinya menyepakati penerapan standar Euro 4 pada 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun