Mohon tunggu...
Dian Minnie
Dian Minnie Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Suka bepergian dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ada Luka di Balik Pertanyaan "Kapan Nikah"

27 Desember 2020   00:25 Diperbarui: 28 Desember 2020   15:29 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendapatkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, Saya enggan untuk menjawab. Saya memilih jawaban sadis dan sarkas seperti, "mau nyumbang berapa nanya-nanya kapan nikah?", atau "pangeran berkuda putihnya lagi kena macet" dan lain sebagainya. Tetapi Saya juga melihat siapa yang bertanya. Jika yang bertanya Tante, Om, Pakde lebih baik Saya tidak menjawab daripada dianggap nggak sopan. :D 

Semoga, orang-orang yang sering tanya 'kapan', sadar bahwa pertanyaan itu unfaedah. Kecuali benar-benar peduli dan mau membantu menemukan pasangan atau menyumbang untuk biaya pernikahan, itu beda urusan. Tapi kalau hanya untuk basa-basi atau sekadar penasaran, lebih baik stop saja lah.

Menikah itu tidak seperti sekolah yang bisa pindah-pindah tahun ajaran. Menikah juga bukan seperti pekerjaan yang kapan saja bisa resign  lalu dapat pekerjaan lagi. Salah satu penyebab tingginya angka perceraian di Indonesia adalah menikah muda tanpa kesiapan psikologis. Jangan jadi penyebab angka ini bertambah tinggi dengan terus-terusan bertanya, "Kapan nikah?" dan sebagainya. 

Satu hal yang jadi perhatian saya adalah mengapa orang-orang tidak menanyakan hal yang sama saat menghadiri pemakaman. Tidak ada satupun dari pelayat yang hadir melontarkan pertanyaan, "kapan mau nyusul dikubur?". Oke, mungkin itu pertanyaan yang tidak sopan. Tapi, apakah pertanyaan "kapan nikah" itu sopan? Bukankah rezeki, jodoh dan maut sama-sama rahasia Allah? Lalu kenapa kita hanya kepo soal urusan pernikahan dan keturunan orang lain tapi tidak soal kematian? 

Kita tidak pernah tahu mengapa seseorang tak kunjung menikah. Bisa saja karena ada trauma, masih banyak tanggungan, masih ada mimpi yang belum dicapai, masih ingin keliling dunia, dan sebagainya. Atau bisa saja mereka telah berikhtiar semakismal mungkin namun belum mendapat kepercayaan dari Allah. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak baik, maka diamlah." Diam saja dan tidak kepo tentang urusan pribadi orang lain justru lebih baik daripada berkata-kata namun menyakiti.  Walau mungkin pertanyaan "kapan nikah" dan sejenisnya merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang, namun seringkali kita tak sadar bahwa ada luka di balik itu. 

Siapa sih yang tidak ingin menikah, siapa sih yang tidak ingin membahagiakan orang tua. Tetapi jika ditanya "kapan", Kita juga tidak tahu jawabannya. Apa lagi buat yang anak sulung perempuan, atau menjadi anak satu-satunya yang belum menikah aduh deh Semua pertanyaan berbau "kapan" sama sekali tidak membantu, namun justru bisa menambah beban. Bahkan, bisa jadi pertanyaan tersebut merenggangkan tali silaturahmi. 

So, daripada melontarkan pertanyaan "kapan nikah" dan kapan-kapan yang lain yang ujung-ujungnya bisa melukai hati, akan lebih baik apabila kita mendoakan mereka saja. "Semoga Allah mendekatkan jodohmu" atau "semoga Allah melancarkan rezekimu." Doa-doa seperti ini tentu lebih enak didengar daripada pertanyaan bernada menodong atau menuntut. Dan, yang pasti, tidak ada hati yang terluka saat mendengarnya. ;)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun