Mohon tunggu...
Min Adadiyah
Min Adadiyah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - nakes ahli gizi, pembelajar manajemen abadi

Penata Impian (karena yakin Sang Maha selalu realisasikan impian kita)

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Mekar seperti Matahari - 2

14 April 2023   18:16 Diperbarui: 14 April 2023   18:19 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

"Serius?" tanyaku. Dia mengangguk. Dia sodorkan gadget sederhananya yang berwarna hitam lusuh. Tak sampai 1 menit, deringan itu telah diangkat anak-anakku di seberang sana. 

"Muma..., apa kabar? Sehat-sehat semua kan di sana?" tanya si Kakak antusias. Adeknya tersenyum-senyum di bilah lain. 

"Tebak Muma di mana?" tanya Robert. 

"Bukan di Canada  pastinya?" tanya Hugo menebak. Dia pasti sudah melihat latar belakangku. 

"Muma di Indonesia. Di Temanggung tepatnya." jawabku antusias. Hugo dan kakaknya berseru kaget. "Serius? Muma beneran resign ya akhirnya?" tanya Tarisha. Aku hanya tertawa. Aku tidak tahu apakah ini disebut resign atau tidak. Yang jelas mission completed  dan ijin tinggalku di Indonesia resmi kuperoleh. Plus bonus besar, aku bisa membawa pulang pula Papa Mamanya Robert. Hadiah bagi beliau berdua di usia sepuhnya. 

Hadiah terbesar pula untuk aku dan Robert. Alhamdulillah..., PR berikutnya adalah memastikan bahwa kakak-kakak Robert akan mengijinkan beliau untuk tinggal di sini selamanya. Tidak mudah, tapi aku rasa ini bisa dinegosiasikan. Apalagi saat ini kompleks tempat tinggalku sudah pula dilengkapi dengan layanan Muhammadiyah Senior Club (MSC). Kemudahan  ekstra bagi kedua beliau. 

Terima kasih pada ibu dan ayah yang dengan semua kewenangan dan previledge beliau bersama hidden investor telah membangun kompleks ini dengan sempurna.  Project sempurna dari manusia sempurna versiku. Alhamdulillah.. 

"Jadi, kapan Muma hadir di kampusku? Bikin seminar kek atau apa. " ujar Tarisa. Aku tertawa. "Sementara Muma istirahat dulu, menikmati  hari-hari bersama daddy dan kakek nenek kalian." 

"Ha? Jadi beneran kakek nenek juga pulang ke Indonesia Mum?, Emang sudah boleh?" tanya keduanya hampir serentak. 

Robert tertawa. "Muma kalian memang hebat, dia diplomat terhebat sepanjang sejarah. Proud of You Hon.." ujar Robert sambil memelukku erat. 

Aku mendadak tercekat, perjalanan ini terasa jauh dan menyesakkan sebelumnya. Butuh waktu untuk merelease kengerian yang harus aku lewati. Syukurlah semua sudah berakhir meski tak benar-benar berakhir. Setidaknya ketika kulihat dari seberang atap Medical Center terdengar suara mendengung mirip helicopter mendekat. Inilah destinasi berikutnya yang harus kuselesaikan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun