Saya seorang ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah. Sebagaimana ibu sederhana yang lain, saya merasa bahwa menyajikan menu untuk keluarga adalah salah satu tanggung jawab saya. Oleh karena itu, meski waktu anak-anak masih kecil dulu ada asisten rumah tangga di rumah, saya selalu berusaha tetap memasak. Masakan sederhana juga tentunya.Â
Saat ini, anak-anak saya sudah memasuki usia dewasa awal. Dua puluh tahun dan tujuh belas tahun. Mereka sudah mulai bisa mengutip menu-menu yang ada di You Tube atau di aplikasi CookPad untuk membuat beberapa masakan sederhana. Oleh karena itu, meski saat ini kami tidak memiliki ART, memasak bukan lagi satu-satunya kewajiban saya. Belum lagi, suami termasuk orang yang  merasa tidak tabu turun  ke dapur. Berbagai olahan makanan yang terhidang di meja makan saat ini relatif  lebih bervariasi sesuai selera masing-masing.Â
Namun, rupanya selalu ada kenangan masa kecil anak-anak terhadap menu yang tersaji untuk mereka. Beberapa makanan sederhana yang dulu saya sajikan untuk mereka menjadi kenangan yang kadang-kadang membuat mereka kangen dan membahasnya. Antara lain adalah ayam goreng sederhana, sayur bening caisin dan  orak-arik buncis. Ketiga menu yang cara membuatnya benar-benar sederhana ini kadang membuat mereka kangen dan ingin mengulangnya. Mereka juga pernah mencoba membuatnya tapi konon rasanya tetap berbeda jika saya yang memasak. Maka, saya pun tidak keberatan untuk memasak menu sederhana ini jika mereka sedang kangen.Â
Awal pekan ini mereka sedang kangen dengan ayam goreng buatan saya. Mereka bilang ayam goreng saya simple tapi penuh kenangan. Beberapa pekan terakhir, ayam diolah menjadi opor, menjadi balado, menjadi rendang dan rica. Dan itu semua adalah hasil karya bersama-sama, kadang saya yang masak dan tak jarang mereka yang mengolahnya. Kali ini mereka merindukan ayam goreng ala saya yang sederhana itu. Si kakak dan si adek mencermati bumbu yang saya gunakan dan mereka bertanya, "Beneran cuma itu bumbunya?"Â
Berikut cara mengolah ayam goreng sederhana ala saya.Â
Bahan dan bumbu yang harus disiapkan antara lain : ayam potong, bawang putih, daun salam, ketumbar, garam dan minyak. Ayam dibersihkan dan dipotong per porsi. Dicuci bersih lalu ditiriskan. Bawang putih dan tumbar di uleg halus.Â
Panaskan 1 sendok makan minyak di wajan, masukkan campuran bawang putih dan ketumbar. Lalu digongso. Setelah berbau harum, ayam dimasukkan dan diaduk-aduk.  Masukkan daun salam. Tambahkan sedikit air sekedar membuat ayam tenggelam dan meresapkan bumbu. Setelah mendidih, masukkan garam beberapa saat menjelang diangkat. Â
Ayam yang sudah  terbumbui ini bisa langsung digoreng, tapi bisa juga disimpan di kulkas setelah dingin. Kata anak-anak saya rasanya "yummy".Â
Ayam goreng ini menjadi salah satu alternatif  sumber protein hewani di rumah kami. Hal ini sebagaimana yang kami tahu bahwa ayam termasuk salah satu makanan sumber lauk hewani yang mudah cara memperolehnya. Sedangkan kami memang meyakini bahwa  kami membutuhkan protein ini dalam jumlah cukup. Tidak saja karena fungsi protein dalam upaya memperkuat daya tahan tubuh, tapi juga karena anak-anak perempuan kami juga membutuhkan protein hewani ini untuk antisipasi kebutuhan zat gizi bulanan.Â
Protein dan zat besi menjadi kebutuhan bulanan karena peluruhan yang terjadi saat menstruasi dan secara akumulatif insyaallah  dibutuhkan pada saat kelak melahirkan.  Cara mudah mendeteksi apakah pasokan protein dan zat besi ini cukup atau tidak adalah dengan cek konjunctiva mata. Merah cerah atau pucat.Â
Jika masih pucat, semoga  ayam goreng sederhana ini bisa menjadi salah satu alternatif pemenuhan. Aamiiin.Â