Mohon tunggu...
Min Adadiyah
Min Adadiyah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - nakes ahli gizi, pembelajar manajemen abadi

Penata Impian (karena yakin Sang Maha selalu realisasikan impian kita)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harapan Baru untuk Sehat, Cuci Tangan

28 November 2014   21:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimulai tahun 2009, pemahaman dan keyakinan saya mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun terus meningkat drastis. Kenapa tahun 2009, karena pada tahun yang sama saya kebetulan mendapat satu tugas mengkampanyekan pentingnya cuci tangan pakai sabun di lingkungan kerja. Saya  bersama tim memulai dengan merumuskan apa saja yang bisa kita lakukan agar istilah “Hand Hygiene” yang sudah ada standarnya dari WHO ini bisa dikenal oleh semua orang di lingkungan kami. Mulai  dari yayasan selaku pemilik, manajemen, karyawan dan bahkan pengunjung sert mitra-mitra kerja kami.

Upaya pertama adalah mengenalkan istilah hand hygienedan bagaimana urutannya. Ada jembatan keledai yang dikenalkan yaitu tepung selaci puput. Saya tidak tahu persis siapa yang pertama kali menciptakan jembatan keledai ini tapi yang jelas sangat bermanfaat  (dan saya berterima kasih kepada beliau karena ini mudah diingat untuk dipraktikkan).

Tepung selaci puput adalah kependekan dari telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, kunci-kunci, putar-putar ibu jari dan putar putar ujung-ujung jari di telapak tangan. Hal tersebut adalah bagian-bagian yangan yang perlu mendapat perhatian saat mencuci tangan. Dimulai dengan membuka kran air dan kran sabun, menggosok telapak tangan, menggosok punggung tangan, membersihkan sela-sela jari, melakukan gerakan mengunci jemari tangan kiri dengan jemari tangan kanan dan sebaliknya, memutar ibu jari kanan dengan genggaman tangan kiri dan sebaliknya, kemudianmengerucutkan ujung jari dan menggerakkan ke seluruh telapak tangan sebelahnya. Diakhiri dengan membuka kedua telapak tangan tanda bahwa tangan siap dan dalam keadaan bersih.

Tahun 2009, pertama-tama istilah tersebut diperkenalkan dalam acara outbound karyawan. Peserta  outbound dikelompokkan dalam grup-grup dan  password untuk memasuki wahana outbound adalah mempraktikkan cuci tangan dengan gerakan yang menurut mereka mudah untuk diingat. Berbagai variasi gerakan dengan tema 6 langkah cuci tangan pun bermunculan. Seru. Masing-masing grup ingin jadi yang terbaik.

Langkah kedua adalah menyampaikan pada para pengurus yayasan dalam sebuah event pertemuan antara yayasan dengan para mitra bestari dan manajer. Disampaikan kepada hadirin mengenai bagaimana akreditasi mempersyaratkan  institusi ini harus memperhatikan patient safety dengan salah satunya adalah menerapkan cuci tangan yang benar. Bisa pakai sabun, bisa pula pakai hand rub. Pada periode ini masih pro kontra mengenai perlunya menyediakan dispenser-dispenser hand rub di sudut-sudut jalan yang dilewati para pelanggan dan keluarganya. Salah satu pertimbangannya adalah kemungkinan mengenai pembiayaan untuk pengadaan cairan tersebut.

Waktu terus bergulir. Semakin banyak orang yang paham bahwa hand hygiene harus terus dikampanyekan. Dalam forum apapun yang memungkinkan untuk itu. Tahun 2010, pada salah satu apel karyawan (dihadiri 200-an karyawan) dilaksanakan acara simulasi cuci tangan bersama. Satu orang memberikan contoh di depan lalu diikuti oleh semua orang yang sedang apel. Anggota pengurus yayasan yang menghadiri acara inipun dituntut untuk bisa  mengikuti langkah-langkah ini.

Awalnya banyak yang enggan dan malu-malu. Seolah-olah merasa jengah, “Masak sih cuci tangan saja kita harus disuruh.” Mungkin demikian yang ada di benak mereka. Tapi tim tetap terus bertekad mengkampanyekan hand hygiene ini. Kami sudah semakin yakin bahwa hasil penelitian hanya akan bermakna jika ada yang terus menyampaikan. Sesederhana apapun kami tetap mengupayakan kampanye ini.

Tahun 2011. Pejabat baru mendapat refreshing manajerial dalam satu forum khusus. Jumlah pejabat struktural yang hadir sekitar 30 orang. Diselipkan pula dalam acara ini mengenai perlunya komitmen manajemen mengenai budaya cuci tangan pakai sabun. Semua orang tanpa kecuali, diminta untuk menuliskan komitmen mengenai siap berkontribusi dan bahkan menjadi pendorong bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Tahun 2012-2013. Survei internal infrastruktur hand hygiene dilaksanakan. Koordinator tim melakukan kunjungan ke seluruh ruang kerja. Agenda intinya adalah melihat langsung fasilitas yang mendorong budaya sehat cuci tangan pakai sabun dan menggali kebiasaan cuci tangan. Hasilnya membuat tim  cukup tercengang. Ternyata, meskipun cuci tangan pakai sabun adalah hal sederhana dan standar dalam pekerjaan keseharian petugas pemberi layanan, tidak semua dari mereka hafal kalau diminta menyebutkan urutannya.

Ini membuat tim merasa perlu mengkampanyekan lebih gencar lagi mengenai hand hygiene. Baik secara istilah maupun teknis pelaksanannya. Salah satunya dengan melengkapi fasilitas yang diperlukan. Misalnya ketersediaan sabun cair atau cairan handrub-nya dan juga gambar urutan pelaksanaannya. Di setiap ruangan yang berkapasitas 10 orang diusahakan ada 1 dispenser hand rub ataupun wastafel lengkap dengan cairan/sabunnya.  Di sisi lain, tim mengupayakan agar di setiap acara  yang melibatkan banyak orang, hand hygiene selalu dibicarakan dan dipraktikkan contoh pelaksanaannya.

Pada saat peringatan milad atau ulang tahun institusi, pimpinan sebagai instruktur apel menggali ingatan karyawan mengenai kegiatan hand hygiene. Tak banyak yang berani mengajukan diri untuk menyebutkan di depan peserta apel tapi tim dan pimpinan berusaha mendorong dengan memberikan support. Mereka yang berani maju didorong untuk bisa mengurutkan dengan tepat dan secara spontanitas pimpinan memberikan penghargaan.

Tahun 2014

Kepedulian mengenai pentingnya hand hygiene semakin bertambah. Tim partner yaitu Tim PPI (Pencegahan Pengendalian Infeksi) mulai merealisasikan programnya. Hal ini mengerucut menjadi program sosialisasi  pada masyarakat internal maupun eksternal. Hasilnya, adalah lomba hand hygiene dance tingkat Kabupaten dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke 50.

Semoga dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengenal istilah hand hyegiene, cuci tangan pakai sabun dan kemudian mempraktikkannya, akan semakin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semoga!

1417152774895747760
1417152774895747760

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun