Mohon tunggu...
Minir Polnes
Minir Polnes Mohon Tunggu... Mahasiswa - Professional Penulis | Researcher | Inovator | Mahasiswa

Merupakan mahasiswa aktif Politeknik Negeri Samarinda. Penulis di bisnis muda.com, anak teknik.com dan Kontributor Penelitian serta Inovasi di Bincang Energi.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

MAMA MUDA: Manusia Laki-laki dan Manusia Perempuan Itu Memiliki Peran dan Fungsi Sama Sesuai Bidangnya Dimata Dunia Kerja

2 Januari 2022   07:22 Diperbarui: 2 Januari 2022   07:39 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAMA MUDA ( Manusia Laki -Laki Dan Manusia Perempuan Itu Memiliki Peran Dan Fungsi Sama Sesuai Bidangnya Dimata Dunia Kerja ) 

Nama Penulis (Minir) 

Perguruan Tinggi (Politeknik Negeri Samarinda)

 

SUBBAB 1 PENDAHULUAN 

Pada tahun 2019, WIN Research menampilkan data tingkat pencapaian kesetaraan gender dari total populasi seluruh dunia. Sementara Laporan World Economic Forum (WEF) 2020 menunjukkan skor Kesenjangan Gender Global (berdasarkan jumlah penduduk) berada pada posisi 68,6 persen. Artinya, masih ada 31,4 persen kesenjangan yang menjadi pekerjaan rumah bersama masyarakat global. Sedangkan di Indonesia, menurut WEF berada pada peringkat 85 dalam urusan gender gap. Upaya DPR mengajukan Rancangan Undang-Undangan (RUU) Ketahanan Keluarga, yang kental dengan keinginan untuk mendomestifikasi peran perempuan, menjadi indikasi masih kuatnya pengaruh pola pikir patriarki di lingkaran legislatif. Di Indonesia masih ada kesenjangan upah antar gender, hal ini dikutip dari data laporan perekonomian Indonesia tahun 2019. Para pekerja laki-laki Indonesia rata-rata mendapatkan pertumbuhan upah 6,04 pertahun, di sisi lain para pekerja perempuan hanya mendapat rata-rata sebesar 4,96% pertahun. Hal tersebut menyebabkan kesenjangan gaji antara pekerja perempuan dan pekerja laki-laki di Indonesia yang cenderung semakin melebar. 

SUBBAB 2 PEMBAHASAN ISI 

Indikator kesenjangan tersebut terdiri dari empat dimensi, yaitu kesempatan memperoleh pendidikan, kesehatan, partisipasi ekonomi, dan pemberdayaan politik. Secara umum, kesenjangan paling besar adalah pada kesempatan dan partisipasi ekonomi (58 persen) dan pemberdayaan politik (25 persen). Meski pada kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan kesehatan angkanya sangat signifikan, yakni 97 persen dan 96 persen. Berikut beberapa gagasan argumentasi sering muncul dari perbedaan kesetraan gender pada laki laki dan perempuan di dunia kerja: 

1. Sudut Padang Dunia Kerja Pada Masa Pra New Transformasi Teknologi. 

Diskriminasi kepada perempuan pada dahulu memanglah marak terjadi terutama pada sub sektor dunia kerja, banyak nya opini serta statment yang keluar dari masyarakat bahwa wanita itu hanya bisa mengurus dapur sedangkan lelaki hanya bekerja yang kedua hal tersebut terus terbenam pada pola pikir masyarakat pada era pra new transformasi. 

2. Sudut Padang Dunia Kerja Pada Masa saat New Transformasi Teknologi. 

Pernyatan diatas sangat berlawan dengan masa saat ini terutama pada transformasi teknolgi, yang hal terbut juga dikait eratkan dengan kecerdasaan serta kepekaan terhadapa arti penting masing masing dari gender laki laki atau pun perempuan yang sudah mulai menata dan menempatkan posisinya pada dunia kerja. 

3. Kesenjangan Gender Pada Dunia Kerja Dalam Aspek Upah. 

Ini merupakan lsalah satu hal yang kontoversial juga pada saat ini dimana perbedaan kesenjaangan yang terjadi ini memiliki rasio perbedaan yang cukup dikatakan sangat besar sesuai yang di sampaikan oleh Data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), BPS, 2020 menunjukkan bahwa perempuan menerima upah 23 persen lebih rendah dari laki-laki. 

4. Kesenjangan Gender Pada Dunia Kerja Dalam Aspek jabatan. 

Selain aspek gaji juga ada satu aspek yang tidak kalah pentingya yaitu aspek jabatan dimana sesuai data yang disampaikan Sementara itu di AS, studi McKinsey tahun 2019 menyatakan bahwa 48 persen perempuan direkrut untuk level jabatan awal, tetapi hanya 38 persen dari mereka yang menembus level manajerial tingkat pertama. 

5. Titik Temu Peran Dan Fungsi Antara Laki Laki Dan Perempuan Pada Dunia Kerja. 

Sedangkan Ananta (1990:160) mengemukakan bahwa tingginya tingkat partisipasi angkatan kerja wanita dalam kegiatan ekonomi disebabkan oleh hal: Adanya perubahan pandangan dan sikap dalam masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum pria dan wanita serta semakin disadari perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi dalam pembangunan, sendiri. 

SUBBAB 3 KESIMPULAN 

Kesimpulan 

1. Peran serta fungsi laki laki dan perempuan itu sebenarnya sama, tergantung bagaimana kita mengatur pola pikir kita serta penempatan porsi yang sesuai. 

2. Statment dan opini yang mengatakan bahwa perempuan hanya bisa jadi ibu rumah tangga merupakan sebuah opini yang kurang tepat, nayatanya diera sekarang sudah banyak wanita yng berkarir. 

3. Statment dan opini yang mengatakan bahwa laki laki cenderung tidak bisa mengerjakan pekerjaan wanita namun saat ini sudah banyak hal tersebut dilakukan oleh laki laki, namun harus tetap sesuai batas normal dan wajar. 

4. Justru saat ini banyak dunia kerja yang membutuhkan kedua gender tersebut untuk mencapai fleksibilitas dalam pekerjaan serta memperoleh output kerja yang lebih baik. 

5. Multi talent adalah salah satu yang penting bagi setiap gander terutama pada era di teknolgi ini masing masing gender justru dituntut untuk mampu agility dalam menghadapai dunia kerja . 

6. Kesetraan gender juga merupakan pilar dari SDGs dimana penting sekali untuk menyetarakan gender pada dunia kerja yang hal tersebut berimbas besar terhadap perubahan yang ada pada saat ini. 

Daftar Pustaka 

Jimmy Joses Sembiring, 2016, Hak & Kewajiban Pekerja Berdasarkan Peraturan Terbaru, Cetakan pertama, Jakarta : Visimedia. Riant Nugroho, 2008, Gender Dan Strategi Pengarus-Utamanya Di Indonesia, Cet. I, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fakih, Mansour (2013). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Diandra Primamitra. Rustiani, F. (1996). Istilah-Istilah Umum dalam Wacana Gender, dalam Jurnal Analisis Sosial: Analisis Sosial: Analisis Gender dalam Memahami Persoalan Perempuan, Edisi 4/November 1996, Yayasan Akatiga, Bandung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun