MAMA MUDA ( Manusia Laki -Laki Dan Manusia Perempuan Itu Memiliki Peran Dan Fungsi Sama Sesuai Bidangnya Dimata Dunia Kerja )Â
Nama Penulis (Minir)Â
Perguruan Tinggi (Politeknik Negeri Samarinda)
Â
SUBBAB 1 PENDAHULUANÂ
Pada tahun 2019, WIN Research menampilkan data tingkat pencapaian kesetaraan gender dari total populasi seluruh dunia. Sementara Laporan World Economic Forum (WEF) 2020 menunjukkan skor Kesenjangan Gender Global (berdasarkan jumlah penduduk) berada pada posisi 68,6 persen. Artinya, masih ada 31,4 persen kesenjangan yang menjadi pekerjaan rumah bersama masyarakat global. Sedangkan di Indonesia, menurut WEF berada pada peringkat 85 dalam urusan gender gap. Upaya DPR mengajukan Rancangan Undang-Undangan (RUU) Ketahanan Keluarga, yang kental dengan keinginan untuk mendomestifikasi peran perempuan, menjadi indikasi masih kuatnya pengaruh pola pikir patriarki di lingkaran legislatif. Di Indonesia masih ada kesenjangan upah antar gender, hal ini dikutip dari data laporan perekonomian Indonesia tahun 2019. Para pekerja laki-laki Indonesia rata-rata mendapatkan pertumbuhan upah 6,04 pertahun, di sisi lain para pekerja perempuan hanya mendapat rata-rata sebesar 4,96% pertahun. Hal tersebut menyebabkan kesenjangan gaji antara pekerja perempuan dan pekerja laki-laki di Indonesia yang cenderung semakin melebar.Â
SUBBAB 2 PEMBAHASAN ISIÂ
Indikator kesenjangan tersebut terdiri dari empat dimensi, yaitu kesempatan memperoleh pendidikan, kesehatan, partisipasi ekonomi, dan pemberdayaan politik. Secara umum, kesenjangan paling besar adalah pada kesempatan dan partisipasi ekonomi (58 persen) dan pemberdayaan politik (25 persen). Meski pada kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan kesehatan angkanya sangat signifikan, yakni 97 persen dan 96 persen. Berikut beberapa gagasan argumentasi sering muncul dari perbedaan kesetraan gender pada laki laki dan perempuan di dunia kerja:Â
1. Sudut Padang Dunia Kerja Pada Masa Pra New Transformasi Teknologi.Â
Diskriminasi kepada perempuan pada dahulu memanglah marak terjadi terutama pada sub sektor dunia kerja, banyak nya opini serta statment yang keluar dari masyarakat bahwa wanita itu hanya bisa mengurus dapur sedangkan lelaki hanya bekerja yang kedua hal tersebut terus terbenam pada pola pikir masyarakat pada era pra new transformasi.Â