Bagi yang masih takut-takut menunjukkan bakat di bidang ini, harus membaca artikel ini sampai habis.
Di perkembangan dunia digital ini, semakin banyak pekerjaan baru yang beragam muncul. Bahkan pekerjaan yang tak pernah kita pikirkan, ternyata sangat dibutuhkan pada saat ini. Contohnya pekerjaan di bidang Desain Komunikasi Visual, dimana saat ini setiap perusahaan memerlukan seseorang yang dapat memvisualisasikan produk mereka kepada pasar.
Diremehkan Padahal Susah Dijalani
Namun sayangnya, masih saja banyak orang yang meremehkan pekerjaan seperti ini dikarenakan masih memegang stigma 'Tidak Bekerja di Kantor berarti Tidak Bekerja'. Salah satu pekerjaan yang diremehkan ini adalah Content Vlogger.
Banyak orang yang meremehkan content vlogger dikarenakan terlihat mudah dilakukan. Terlihat dari proses nya 'yang kelihatan' yakni hanya merekam sebuah aktivitas yang biasanya dilakukan sehari-hari. Padahal menjadi Content Vlogger ini memerlukan kreativitas yang tinggi untuk membuat konten yang disukai orang banyak.
Namun sedikit yang orang tau, pekerjaan Vlogger ini tidak dapat diremehkan. Google mencatat dalam semenit ada sekitar total 72 jam video dari musikus, animator, dokumenter dan vlogger yang mengunggah video di akun kanal pribadi mereka. Menurut sebuah tulisan dari Daniel Ashton dan Karen Patel yang berjudul "Vlogging Careers: Everyday Expertise, Collaboration and Autheticity", menjabarkan bahwa karier Vlogging merupakan dasar pijakan untuk menjadi seorang pengusaha. Kemampuan dalam mendesain, membuat dan membagikan video merupakan sebuah kemampuan yang mengandalkan pemikiran kritis dan kreativitas yang tinggi.Â
Kemampuan itulah yang dapat ditemui dalam pengusaha. Seorang pengusaha selalu berusaha untuk berinovasi menghasilkan hal yang baru untuk dapat memproduksi produk yang bernilai jual.
Namun perbedaanya, Content Vlogger tak perlu berjalan-jalan di luar untuk menjajakan produknya. Profesi ini dapat dilakukan dimanapun bahkan di dalam rumah. Cukup memerlukan peralatan seperti kamera untuk merekam dan aplikasi video editing, maka kita sudah dapat membuat sebuah konten.
Tantangan dari Content Vlogger adalah kreativitas, dimana mereka perlu mencari konten yang bisa menarik banyak orang. Tampaknya kreativitas inilah yang sering diremehkan banyak orang yang masih terjebak dengan pemikiran konservatif mengenai pekerjaan yang mengharuskan bekerja di kantor dari pagi hingga sore.
Penghasilan Besar
Tetapi siapa sangka, justru pekerjaan yang diremehkan ini justru menghasilkan penghasilan yang sedikit. Content Vlogger menerima sekitar 55% dari pendapatan yang dihasilkan di saluran mereka, misalkan untuk 100 USD atau setara 1,4 juta biaya yang dihasilkan dari pengiklanan, Google akan memberikan 55 USD atau 800 ribu kepada pembuat konten. Rata-rata seorang Youtuber akan menghasilkan 180 USD atau 2,6 juta untuk setiap 1.000 penayangan.