Mohon tunggu...
Sahabat Minilemon
Sahabat Minilemon Mohon Tunggu... Lainnya - Animasi Indonesia

Minilemon merupakan komik dan video animasi yg dirancang sebagai sarana pendidikan karakter yang dikemas dengan teknik animasi, dengan harapan anak-anak tetap belajar sambil menikmati hiburan seru saat bermain dengan gadget mereka.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Wow Keren Salju Abadi di Gunung Jayawijaya

23 Maret 2023   16:12 Diperbarui: 23 Maret 2023   16:15 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intil Salju Abadi Indonesia di Gunung Jayawijaya (Sumber : Minilemon Indonesia) 

Minggus baru saja membaca berita di smartphone miliknya tentang Salju di Gunung Jayawijaya. Menurut artikel di berita tersebut, akibat pemanasan Global, Salju di Gunung Jayawijaya akan segera mencair atau hilang. 

"Huhuhu..." sedih Minggus

"Haiyaaa.. Kamu kenapa Minggus?" tanya Memey

"Beta sedih, Memey! Kata berita, Salju Abadi di Gunung Jayawijaya akan hilang.." ucap Minggus

"Kok bisa hilang?" Memey masih penasaran

"Karena pemanasan Global yang semakin parah Memey.. Khawatirnya, kita tidak bisa melihat salju lagi di Jayawijaya tahun 2026!"

Halo Sobat Minilemon! Siapa yang belum tahu kalau kita ternyata tidak perlu berpergian jauh untuk melihat Salju. Ternyata di Indonesia ada Salju Abadi loh!

Gunung Tertinggi ke Dua di Asia Tenggara

Puncak Jayawijaya di Papua dengan Salju Abadi (Sumber : CNN Indonesia) 
Puncak Jayawijaya di Papua dengan Salju Abadi (Sumber : CNN Indonesia) 

Ternyata kita tidak perlu pergi ke luar negeri untuk melihat Salju. Indonesia ternyata punya tempat yang dijuluki Salju Abadi loh.

Salju tersebut berada di Gunung Tertinggi di Indonesia, yakni Gunung Jayawijaya yang berada di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Puncak Jayawijaya atau dikenal juga dengan Puncak Cartenz memiliki ketinggian mencapai 4.884 meter diatas permukaan laut.

Dengan ketinggian tersebut, menjadikan Jayawijaya menjadi Gunung Tertinggi di Indonesia dan masuk dalam jajaran gunung tertinggi di Asia Tenggara.

Di Asia Tenggara sendiri, Jayawijaya menjadi gunung tertinggi ke dua setelah gunung Hkakabo Razi di Myanmar

Puncak Salju Abadi Milik Indonesia

Dengan ketinggian tersebut, menjadikan Puncak Jayawijaya dapat terselimuti oleh salju. Tentu saja hal ini terbilang unik, karena salju terdapat di gunung yang terletak di daerah Kathulistiwa dengan ciri khas dua musim.

Namun dikarenakan daerah tersebut berada di ketinggian yang tinggi, sehingga menyebabkan temperatur udara disana turun sekitar 49 derajat Celsius dari temperatur permukaan laut. Bahkan suhu nya bisa mencapai minus 19 derajat Celsius. Terbayang tidak dinginnya, Sobat Minilemon?

Gletser di Puncak Jayawijaya yang kian menipis (Sumber : Tekno Tempo) 
Gletser di Puncak Jayawijaya yang kian menipis (Sumber : Tekno Tempo) 

Hal inilah yang menjadikan Puncak Jayawijaya terselimuti salju. Bahkan selain salju, puncak Jayawijaya juga dikelilingi oleh Gletser.

Gletser merupakan bongkahan es raksasa yang terbentuk selama ratusan sampai ribuan tahun. Namun sayangnya, akibat pemanasan Global, Gletser di sini mulai mencair dan beberapa ada yang sudah hilang seperti Gletser Northwall Firn Timur. Para ahli menyimpulkan bahwa setiap tahunnya, Gletser dapat kehilangan ketebalan mencapai 7 meter per tahun.

2026 akan hilang??

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Gletser-gletser yang dulunya menghiasi puncak Jayawijaya perlahan mulai menghilang. Hal ini juga mempengaruhi Salju yang dikatakan abadi, juga kian menyusut.

Pada tahun 2022 Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan dari 200 kilometer persegi area es menyusut menjadi 2 kilometer persegi.

Jika melihat ke masa lalu, sekitar tahun 1850, area Salju di Puncak Jayawijaya adalah 19 kilometer persegi atau seluas Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.  Namun setelah satu abad lebih, data pada tahun 2005 hanya menunjukkan bahwa hanya tinggal 1,8 km persegi wilayah salju yang tersisa.

Sedangkan untuk ketebalan saljunya, pada tahun 2010 tebal salju bisa mencapai 32 meter atau empat kali lipat dari bundaran HI di Jakarta Pusat. Namun sayangnya pada tahun 2021, ketebalan semakin berkurang sampai hanya mencapai 9,1 meter.

Ilustrasi kondisi es Gunung Jayawijaya dulu dan sekarang (Sumber : Jurnal Soreang) 
Ilustrasi kondisi es Gunung Jayawijaya dulu dan sekarang (Sumber : Jurnal Soreang) 

Sayangnya para ahli sudah memperkirakan pada tahun 2026, tidak akan ada lagi salju abadi di pegunungan ini. Padahal, Puncak Jayawijaya merupakan satu-satunya gunung yang diselimuti salju di wilayah Asia Tenggara dan masuk kedalam 7 Summit atau 7 puncak gunung tertinggi di dunia.

Sobat Minilemon, sedih sekali jika kedepannya anak cucu kita tidak dapat melihat keindahan salju abadi dan asli dari Indonesia ini. Tentunya kita tidak dapat membiarkan hal ini terus terjadi. Beberapa upaya sederhana seperti penghematan listrik, air dan sampah akan sangat membantu dalam memperlambat pemanasan Global.

Jika Sobat Minilemon menemui lampu kamar yang masih menyala, atau TV yang tidak dilihat dan masih menyala, yuk kita belajar untuk segera mematikan barang elektronik tersebut. Konsumsi listrik yang berlebihan dapat mengakibatkan pemanasan global yang lebih buruk. Kita tidak ingin hal yang lebih buruk seperti hilangnya Salju Abadi di Jayawijaya terulang kembali bukan?

Bagaimana Sobat Minilemon? Jangan lewatkan keseruan dan info menarik lainnya dari para Minilemon di instagram @minilemon_id atau cek di website : minilemon.id ya! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun