"Potong Bebek Angsa, Angsa dikuali.. Nona minta dansaa~" secara tak sadar Minggus menyanyi dengan sangat kencang.
Saking kencangnya, Slamet yang sedang tidur siang terbangun karena suata Minggus yang keras.
"Mingguss!! Kamu lagi ngapain sih? Aku ga bisa tidur siang.." gerutu Slamet
"Siang Slamet! Beta sedang berlatih untuk rekaman lagu.. Bagaimana suara beta?" tanya Minggus
"Tapi suaramu terlalu kencang, Nggus. Kenapa tidak rekaman di studio musik?" saran Slamet
"Studio musik??" tanya Minggus
"Iya.. Kalau mau, sini aku ajak jalan-jalan ke Lokananta. Studio musik tertua di Indonesia.."
Sobat Minilemon pasti sudah tidak asing dengan studio musik. Ternyata musik-musik yang biasanya kita dengar setiap hari, harus melalui proses perekaman di studio musik. Oleh karena itu, studio musik memainkan peran penting dalam industrik musik di tanah air.
Berbicara tentang studio musik, Sobat Minilemon penasaran tidak studio musik yang pertama kali ada di Indonesia. Saking pertama kalinya, tempat ini sempat menjadi tempat rekaman untuk Asian Games ke IV yang pertama kalinya diadakan di Indonesia. Wah keren sekali ya! Kira-kira ada apalagi ya, tentang Lokananta?
Nama Lokananta Punya Filosofi
Ternyata arti nama Lokananta tak jauh-jauh dari dunia permusikan. Lokananta berasal dari bahasa Sanskerta dan berkaitan dengan alat musik tradisional Jawa, yakni Gamelan. Arti nama Lokananta sendiri adalah gamelan di kahyangan yang berbunyi merdu.
Sesuai dengan arti namanya, Lokananta pada era keemasannya yakni pada tahun 70-80-an menghasilkan musik-musik yang menjadi trend pada era tersebut.
Contohnya saja penggalan lagu berikut :Â
"Bengawan Solo..Â
Riwayatmu kini
Sedari dulu jadi perhatian insani.."
Nah, pasti ada dari Sobat Minilemon yang pernah mendengar penggalan lagu diatas. Yaps, lagu diatas adalah lagu Bengawan Solo yang dinyanyikan oleh Gesang. Lagu itu ternyata di rekam di Lokananta loh..Â
Dan jangan membayangkan bahwa lagu-lagu pada masa itu direkam dan disimpan dalam file, seperti saat ini. Rekaman jaman dulu masih menggunakan piringan hitam dan kaset pita. Jadi bisa dibayangkan, ternyata pada zaman itu menghasilkan sebuah musik yang bagus ternyata memerlukan proses yang sangat panjang dan rumit.
Pernah jadi tempat rekaman Asian Games ke 4
Ternyata Lokananta ini menjadi salah satu tempat rekaman musik yang sangat diminati secara nasional loh. Pada tahun 1962, Indonesia mengajukan diri menjadi Tuan Rumah Pesta Olahraga Asia atau yang sekarang lebih di kenal dengan ASIAN GAMES.
Padahal waktu itu, Indonesia baru 17 tahun merdeka dari penjajah. Namun, Indonesia optimis menjadi tuan rumah karena tidak hanya menjadikan Asian Games sebagai ajang olahraga, namun juga sarana untuk menjalin persahabatan dengan bangsa-bangsa lain pada saat itu.
Sebagai pengalaman pertama menjadi tuan rumah, serta tujuan untuk menjalin persahabatan dengan negara lain, untuk itu semua hal yang berkaitan dengan Asian Games menggunakan sarana dan prasarana terbaik, termasuk dengan studio musik.
Tak hanya sebagai tempat rekaman, tapi Lokananta juga memproduksi piringan hitam sebagai sovenir Asian Games loh.. Bahkan, masih ada beberapa souvenir Asian Games yang tersimpan baik di Lokananta saat ini. Wah, Sobat Minilemon penasaran tidak ya dengan isi dari souvenir piringan hitam itu?
Ternyata industri musik di Indonesia zaman dahulu sudah berkembang pesat ya Sobat Minilemon. Bayangkan negara kita sudah dapat memproduksi piringan hitam sendiri, dan dijadikan souvenir kepada negara sahabat pada acara Asian Games atau Pekan Olahraga Asia pada saat itu.
Tentunya saat ini, teknologi merekam musik sudah semakin canggih. Sudah banyak alat-alat dengan berbagai keunggulannya, dapat merekam berbagai jenis musik. Untuk itu, yuk kita terus dukung industri musik di Indonesia!
Jangan lewatkan keseruan para Minilemon lainnya di instagram @minilemon_id atau cek di website :Â minilemon.id ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
