Tak hanya alam yang cantik, alam di Papua dan Maluku juga sangat lengkap dan dapat mennghidupi seluruh makhluk hidup yang bergantung didalamnya. Salah satu tanaman serbaguna ini adalah sagu.
Bagi masyarakat setempat, pohon sagu dapat memenuhi kebutuhan dari sandang, papan dan pangan. Daun sagu biasanya dapat dirajut sebagai pakaian dan noken (tas tradisional Papua) yang indah. Selain itu, daun sagu juga dapat dijadikan sebagai atap rumah. Pelepah batang sagu dapat dijadikan dinding serta kulitnya dapat dibuat sebagai lantai rumah.
Sedangkan pati sagu dapat dijadikan makanan lezat seperti Papeda. Wah apa itu Papeda?
Papeda dan Kekeluargaan
Bagi yang belum tahu, Papeda adalah makanan khas dari Papua dan Maluku yang berupa bubur sagu. Berbeda dengan bubur yang berasal dari beras, Papeda memiliki tekstur yang lebih kental, kenyal dan lengket, serta rasanya yang hambar.
Terdapat tradisi yang menari saat menyantap Papeda. Tradisi "Helai Mbai Hote Mbai" tak terlepas dengan makanan Papeda. Papeda biasanya disajikan dengan Helai (alat makan papeda yang terbuat dari kayu) serta Hote atau piring kayu dan dimakan bersama keluarga. Oleh karena itu, Tradisi "Helai Mbai Hote Mbai" dengan satu keluarga berkumpul makan dari satu piring yang sama menjadi simbol dari bagaimana keluarga menjaga komunikasi dan kekeluargaan dari makan bersama.
Tradisi makan Papeda, pada akhirnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan ada pada setiap upacara penting sebagai penanda menjaga hubungan baik dan rasa kekeluargaan.
Ikan Bumbu Kuning Sebagai Pelengkap
Sebagai makanan pokok, tentu Papeda butuh makanan pendamping. Untuk itu kita perlu pelengkap protein. Biasanya Papeda akan dimakan dengan masakan Ikan Bumbu Kuning. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan tongkol yang mengandung banyak vitamin dan protein.
Selain makanan pelengkap yang tak kalah enak, Papeda juga punya cara unik untuk diambil, yakni harus menggunakan Helai atau sumpit, lalu harus kita gulung-gulung, Karena akan sangat sulit jika kita hanya menyendok papeda, mengingat teksturnya yang kenyal.
Meski sekarang masih banyak orang yang memakan nasi, tapi cita rasa dari Papeda tidak pernah lekang oleh waktu. Masih banyak orang yang menghadirkan Papeda terutama sebagai makanan penjamu tamu. Lalu bagaimana dengan Sobat Minilemon? Apakah sudah pernah mencoba makanan unik satu ini?