Mohon tunggu...
Minilemon Fan
Minilemon Fan Mohon Tunggu... Lainnya - Animasi Indonesia

Minilemon merupakan komik dan video animasi yg dirancang sebagai sarana pendidikan karakter yang dikemas dengan teknik animasi, dengan harapan anak-anak tetap belajar sambil menikmati hiburan seru di gadget mereka.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siswa Maki Guru, Siapa yang Salah?

18 Desember 2022   22:35 Diperbarui: 19 Desember 2022   19:57 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Instagram @fakta.indo

Instagram @fakta.indo dalam dua minggu terakhir ramai dengan salah satu video viral mengenai seorang Siswa SMA yang terekam sedang memaki-maki Guru di dalam kelas. Dalam video tersebut terlihat seorang siswa sedang berteriak dengan emosi dan menunjuk-nunjuk Guru seakan sedang memarahi. Siswa-siswa yang ada dalam kelas yang tampak ramai itu berusaha untuk menenangkan siswa tersebut. Sedangkan Guru yang dimaki terlihat tenang dan tak terlihat ingin membalas perlakuan siswa tersebut.

Kolom komentar postingan yang diunggah pada 14 Desember 2022, banjir beragam opini. Terdapat salah satu akun yang mengaku sebagai salah satu siswa dalam video tersebut, memberikan penjelasan bahwa Guru yang dimaksud awalnya bermain tangan pada Siswa yang sedang mengerjakan ujian. Banyak pula komentar dari beberapa akun yang memberikan simpati atas akhlak siswa-siswi di Indonesia saat ini. Namun mengenai video yang dimaksud, sampai saat ini masih belum ada konfirmasi secara resmi baik dari pihak sekolah atau para siswa dan guru yang terlibat di video.

Picture by Twitter @Heraloebss
Picture by Twitter @Heraloebss

Kasus mengenai sikap Siswa yang mulai tidak mengenal sopan santun tidak hanya sekali, seperti kasus diatas. Salah satu akun twitter, @Heraloebss, membagikan sebuah video dimana terdapat beberapa anak remaja yang disinyalir baru saja pulang sekolah karena masih memakai seragam, terlihat menendang nenek-nenek yang berdiri di pinggir jalan. Para remaja yang memakai tiga motor terlihat menghentikan motor didekat nenek-nenek yang sedang berdiri di pinggir jalan. Lalu salah satu dari gerombolan anak tersebut menendang sang nenek sampai terjatuh. Di akhir video, terekam anak-anak tersebut sedang tertawa seakan baru saja berhasil menjaili sang nenek. Video tersebut telah diputar sebanyak lebih dari 54.000 penayangan dan di komen oleh orang-orang dari berbagai golongan. Saat ini sudah diketahui bahwa gerombolan Siswa tersebut berasal dari daerah Sumatera Utara dan sudah diproses oleh pihak berwajib.

Krisis Moral bagi civitas akademik di Indonesia saat ini sudah mencapai tahap kritis. Sudah ada puluhan bahkan ratusan penelitian mengenai kasus ini, bahkan beberapa lembaga Kementrian telah memberikan fokus terhadap kasus ini, beberapa diantaranya Kemendikbud dan Kemenag.

Namun muncul pertanyaan, siapakah yang salah dalam hal ini?

Jika kita menyalahkan siswa, maka tindakan tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena anak-anak yang sedang duduk di bangku pendidikan, masih dalam proses pembelajaran. Dimana mereka masih perlu dibimbing atau diarahkan.

Lalu apakah kita akan menyalahkan tenaga pendidik? Perlu kita ketahui bersama, tugas Guru sebagai tenaga pendidik adalah mendidik murid-muridnya agar berkembang baik dari sisi akademik maupun moralnya. Namun disisi lain, kita perlu mengetahui bahwa mengajari anak-anak dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat bukanlah perkara mudah. Belum beban administrasi yang timbul dari beban kurikulum, membuat performa Guru dalam mendidik tidak optimal. Belum Guru tidak bersama Siswa dalam kurun waktu 24 jam, sulit bagi Guru untuk dapat mengawasi setiap anak didiknya.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Cerminan komentar di Sosial Media dari dua video diatas yakni menyalahkan satu-dua pihak merupakan hal yang tidak bijak. Disini yang dapat kita lakukan adalah 'Stop Mencari Siapa Yang Salah'.

Dalam menurunkan Degradasi Moral Siswa perlu adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Peran pihak sekolah disini tidaklah cukup, keluarga dan masyarakat juga perlu turut andil. Masa anak-anak dan remaja, merupakan masa-masa emas dimana mereka dengan cepat menyerap ataupun mempelajari apa yang terjadi di lingkungan mereka. Untuk itu penting bagi kita untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman bagi perkembangan anak-anak.

Picture by Minilemon Indonesia
Picture by Minilemon Indonesia

Menghadapi Degradasi Moral, juga dapat kita lakukan dengan metode Parents-Teacher Partnership. Metode ini menekankan pada kerjasama dan kolaborasi dari Guru dan Orang Tua untuk dapat memiliki komunikasi dua arah yang baik dalam menciptakan iklim pendidikan yang membuat anak-anak merasa aman dan nyaman. Iklim pendidikan yang baik ini juga mencegah anak-anak untuk meniru tindakan yang mengarah pada hal-hal negatif, seperti berkata kasar atau berkelahi. 

Kira-kira parents-teacher partnership dapat kita aplikasikan atau tidak ya? Minilemon Indonesia, hadir dengan #GuruMasaDepanKita memperkenalkan konsep parents-teacher partnership dimana komunikasi menjadi hal penting dimiliki baik bagi Guru dan Orang Tua. Tak dapat kita pungkiri, komunikasi merupakan jembatan utama agar Guru dan Orang Tua dapat menyamakan persepsi maupun visi dan misi dalam mendidik anak-anak baik di rumah dan di sekolah. Selain itu, konsep animasi yang memiliki karakter santun seperti yang dimiliki Minilemon, dapat turut membantu kita untuk dapat meminimalisir adanya degradasi moral untuk penerus bangsa.

Mendidik calon penerus bangsa merupakan sebuah tantangan tersendiri, terutama bagi Guru dan Orang Tua. Untuk mempersiapkan anak-anak yang cerdas dan berperilaku santun, kita perlukan kerjasama dari berbagai pihak agar anak-anak kita dapat bertumbuh seperti yang kita harapkan.

Lalu, bagaimana menurut anda? Apakah ada cara lain untuk mengatasi Degradasi Moral perilaku anak-anak saat ini?

Untuk informasi penting tentang parenting lainnya jangan lupa untuk selalu cek postingan @parenting.minilemon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun