Blue Economy. Salah satu kawasan yang menarik untuk dieksplorasi dalam konteks ini adalah Pantai di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Artikel ini akan menjelaskan potensi, tantangan, dan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan Blue Economy yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Pantai-pantai di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, bukan hanya menjadi pemandangan indah, tetapi juga menawarkan potensi luar biasa untuk dikembangkan dalam kerangka blue economy berkelanjutan. Blue economy, yang merujuk pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan, tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan. Dalam konteks Sape, beberapa aspek perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan blue economy yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Indonesia sebagai negara maritim dengan ribuan pulau dan garis pantai yang panjang memiliki potensi besar untuk mengembangkan konsep ekonomi berkelanjutan yang dikenal sebagaiKecamatan Sape, dengan lebih dari 30 km garis pantai yang menghadap langsung Selat Sape, memiliki potensi kelautan yang besar. Meliputi perikanan tangkap, budidaya garam rakyat, dan pariwisata bahari, potensi ini memerlukan pengelolaan yang bijaksana untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut. Meskipun hasil tangkapan ikan dan wisata pantai yang memilik pengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekitar, Kecamatan Sape menghadapi tantangan nyata. Pencemaran sampah plastik dari aktivitas wisata pantai, kerusakan terumbu karang akibat jaring ikan trawl yang menjadi permasalahan utama yang harus diatasi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan penerapan prinsip-prinsip ekonomi biru secara menyeluruh. Konsep ini bertujuan agar manfaat ekonomi sektor kelautan dapat dinikmati oleh masyarakat secara optimal, sementara kelestarian sumber daya dan lingkungan tetap terjaga.
Beberapa program konkret dapat dijalankan, seperti sosialisasi kepada nelayan untuk menghindari penggunaan jaring pukat harimau yang merusak, pemberian bantuan cold storage untuk rantai dingin hasil laut, dan penyediaan fasilitas pengelolaan sampah dan limbah wisata yang ramah lingkungan. Dukungan lintas sektoral menjadi kunci agar konsep biru ini dapat diimplementasikan secara maksimal dan berkelanjutan di Kecamatan Sape.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, diharapkan perekonomian masyarakat pesisir Kecamatan Sape dapat terus tumbuh secara inklusif tanpa merusak kekayaan alam laut. Mewujudkan desa bahari yang mandiri dan sejahtera secara lestari menjadi tujuan utama melalui penerapan ekonomi biru.
Pantai-pantai di Kecamatan Sape menawarkan potensi besar untuk dikembangkan dalam kerangka blue economy berkelanjutan. Potensi sumber daya laut yang melimpah di sekitar pantai Sape, seperti perikanan, pariwisata bahari, energi terbarukan, dan transportasi laut, membuka peluang besar. Namun, pengembangan ini harus bijaksana dan memperhatikan keberlanjutan sumber daya laut serta dampaknya terhadap ekosistem laut dan masyarakat setempat.
Partisipasi aktif masyarakat setempat menjadi kunci dalam mewujudkan blue economy yang berkelanjutan. Melalui program pemberdayaan, seperti pelatihan dalam teknik penangkapan ikan yang ramah lingkungan, pengelolaan pariwisata yang bertanggung jawab, dan pengembangan usaha mikro di sektor kelautan, masyarakat dapat turut serta dalam manfaat langsung dari potensi blue economy sambil tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya laut.
Perlindungan lingkungan laut dan pesisir harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan blue economy di Sape. Pemanfaatan sumber daya laut yang bertanggung jawab, pengelolaan limbah, konservasi terumbu karang, dan pemantauan kualitas air laut menjadi aspek penting yang harus diintegrasikan dalam setiap kegiatan ekonomi di wilayah pantai. Dengan demikian, blue economy dapat menjadi pendorong utama dalam pelestarian keanekaragaman hayati laut dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H