Teknologi, Budaya dan Komunikasi
Pekan lalu saya ikut webinar belajar Bahasa Inggris bareng Kompasianer Jogja. Narasumbernya adalah Miss Dita Surwanti.
Awalnya niat ikutan ya demi mengukur sejauh mana sih pemahaman inggris, apakah sudah ada kemajuan atau justru hanya diam di tempat? Saya tidak bereskpektasi lebih, tapi tentu saja yakin bakal mendapatkan sesuatu yang penting. Dan keyakinan saya yang terakhir ini memang berbuah manis.Â
Les Bahasa Inggris bareng Miss Dita memang hanya sekian jam, tapi insight yang saya dapat luar biasa. Saya yang tadinya enggak kenal Miss Dita jadi semakin semangat saat moderator memperkenalkan siapa itu Miss Dita. Yeah, enggak salah jalan yang saya pilih. Miss Dita enak banget cara menyampaikan materinya. Yaiyalah secara beliau ini ternyata selain dosen juga seorang pemandu wisata alias bahasa sononya tour guide. Â
Mendengarkan Miss Dita membawakan materi jadi mengingatkan cita-cita ingin jadi diplomat. Seandainya saya kenal Miss Dita sejak lama bisa jadi saya menemukan peta hidup yang beda.
Dari penjelasan singkat Miss Dita, saya tahu kalau teknologi itu fungsinya untuk berkomunikasi. Semua teknologi yang kita kenal (laptop, ponsel, mesin cuci, mobil, dll) memang tercipta untuk memudahkan atau membantu manusia. Cara teknologi membantu manusia tentu saja dijembatani dengan bahasa. Miss Dita mencontohkan 'how to' atau bagaimana instruksi yang ada melekat dalam teknologi yang kita jumpai, itu merupakan bagian dari komunikasi.
Untuk bisa memanfaatkan teknologi maka kita butuh membaca instruksi cara pakainya. Biasanya instruksi ini tertulis dalam bahasa asli (tempat produksi produk) dan bahasa Inggris yang merupakan bahasa dunia, bahasa global. Kita yang orang Indonesia seringnya cenderung memahami Bahasa Inggris yang ada dalam kemasan dibanding bahasa ibu tempat produk itu diproduksi. Dari sini saja kita paham bahwa bahasa Inggris itu memang kunci menguasai dunia.
Meminjam istilah Miss Dita, bahwa image atau citra Bahasa Inggris adalah kunci untuk menghasilkan uang.
Dengan menguasai bahasa asing kita juga akan memahami cross cultur undestanding yang sangat dibutuhkan agar tidak selalu merasa budaya sendiri paling baik. Maka sudah jelas bahwa bahasa tidak bisa lepas dari budaya, begitu sebaliknya. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, aturan yang berlaku adalah aturan daerah situ, bukan aturan dari ibumu.
Tips Simpel Belajar Bahasa Inggris
Dari kelas Miss Dita, saya paling suka waktu diminta menebak atau mencoba menguraikan peristiwa yang terjadi dalam sebuah ilustrasi. Ada gambar di bandara tepatnya di kedatangan internasional. Dari gambar-gambar itu bisa tercipta sebuah kejadian yang saling berkaitan dan ujungnya berbicara tentang budaya dan komunikasi. Bahwa itu tadi, budaya satu daerah dengan yang lain itu berbeda. Kita hendaknya bisa menyesuaikan diri. Bagaimana caranya bisa memahami itu semua, ya dengan belajar budaya orang lain. Bisa dari baca buku atau browsing. Dan yang pasti penguasaan bahasa Inggris yang bagus sangat membantu komunikasi yang efektif.