Mengenali Kekurangan dan Kelebihan Diri Sendiri Itu Penting
Jauh sebelum hari ini saya punya cita-cita ingin menjadi diplomat. Enggak terlalu paham diplomat itu detailnya seperti apa, tapi saat itu saya yakin kalau kerjaan diplomat itu keren. Bertahun setelahnya, ternyata benar kalau diplomat itu keren. Sayangnya, semakin saya berumur, semakin sadar diri kalau menjadi diplomat itu bukan perkara mudah. Lebih mudah mencangkok pohon mangga dibanding merealisasikan mimpi jadi diplomat. Andai kemampuan saya selevel Kim Namjoon leader BTS, udah pasti yakin mimpi jadi diplomat tak akan pupus.
Sadar diri, lantas cita-cita pun berubah. Pilihan selanjutnya adalah menjadi seorang presenter atau news anchor. Pokoknya hal-hal yang berbau ngoceh. Tapi lagi-lagi saya harus puas menghempaskan cita-cita tersebut. Semua gara-gara terlalu cepat menyadari kekurangan diri tapi terlambat mengenali kekuatan diri.
Seandainya waktu bisa berputar balik, mungkin keraguaan di masa lalu bisa sedikit saya perbaiki. But, hei, life is goes on. Yang lalu biarlah berlalu, masa depan mari kita usahakan sedini mungkin pada detik ini.
Kemahiran Berbahasa dan Berkomunikasi
Saya baru sadar kalau semua cita-cita yang saya tuju, muara asalnya atau kuncinya adalah di bahasa dan komunikasi. Baik diplomat mau pun presenter membutuhkan kemahiran dalam berbahasa dan berkomunikasi. Sementara saat memimpikan cita-cita itu, saya dalam level kemampuan bahasa diambang mengkhawatirkan. Kalau bisa digaris, maka ada dalam barisan minus. Bahkan sangat jauh dari nol. Inilah yang membuat saya segan mempertahankan mimpi dan dengan pahit menguburnya dalam-dalam.
Padahal kalau hari itu sedikit saja dapat motivasi, saya yakin pasti bisa mengejar ketertinggalan penguasaan bahasa dengan cara kursus atau ambil privat.
Memang benar mereka yang bilang bahwa motivasi itu penting untuk menunjang karir. Sering-sering berkumpul dengan orang yang lebih eksper juga berpikiran positif akan ikut membantu langkah kita.Â
Kunci Menguasai 'Dunia'
Hari ini cita-cita saya bukan lagi jadi diplomat. Tapi bersyukurnya masih tidak jauh-jauh dari ngoceh-ngoceh. Sesekali didaulat untuk jadi MC atau moderator. Juga mengajar untuk kelas menulis. Baik mengajar kelas atau jadi MC sama-sama butuh teknik berkomunikasi yang baik.
Meski begitu saya masih punya kelemahan dalam berbahasa asing. Kelemahan ini yang ingin saya perbaiki. Harapan dari tahun ke tahun adalah kemampuan berbahasa asing yang lebih baik lagi. Saya memang belum pernah ambil kursus tapi sering ikut kelas-kelas kecil untuk menambah pemahaman. Semakin sering saya berkumpul dengan macam-macam orang, semakin saya paham bahwa menguasai bahasa asing (terutama Bahasa Inggris) adalah sebuah kunci utama untuk terus maju.
Tidak hanya di industri pariwisata atau ekonomi, Bahasa Inggris dibutuhkan di semua sektor industri. Bahkan untuk sekadar berteman atau ngobrol santai di pinggir jalan, Bahasa Inggris sangatlah penting.