Kadang kala saya malu jika kedapatan tersesat di daerah yang notabene adalah rumah sendiri. Apalagi tersesatnya tidak hanya sekali, dua kali namun sering. Seperti minggu lalu, saya harus menerima ledekan dari teman-teman lantaran datang terlambat karena alasan tersesat.
"Maaf lagi datang. Aku tadi tersesat jauh."
"Lagi?"
"Lebih jauh dari kemarin."
"Pasti sengaja. Kamu bareng cowokkan?"
"Iya. Bareng Monyoku."
"Pantes. Udah fix kamu pasti sengaja tersesat biar perjalanan jauh."
"Aku enggak seniat itu."
Saya tiba di bibir pantai tepat ketika senja perlahan pulang digantikan petang.
Teman-teman potografer sudah nangkring manis di batu-batu karang demi mengabadikan senja di Pantai Wediombo. Debur ombak tipis menambah kesyahduan petang itu. Langit berangsur menggelap setelah sebelumnya penuh watna oranye ungu dan kemerahan.
Dari pasir putih kaki ini beralih menginjak karang, petang itu laut sedang surut, sebagian isi laut bisa terlihat jelas dan jika mau bisa saja disentuh dengan lembut.