Kayu blabakan dan gelondongan adalah dua bentuk kayu yang selalu ada di rumahnya. Merupakan bahan pokok untuk produksi. Selama ini saya enggak paham apa apa tentang kayu meski di rumah juga punya warisan kayu. Kata Mas Budi kayu dengan bentuk gelondongan lebih mudah pecah saat digarap. Beda dengan kayu blabakan yang lebih tahan bermacam hal termasuk jika dilempar ke ruang oven.
Saya tidak tahu seberapa besar penghasilan para pengerajin kayu di tempat ini, bertanya pun saya kira kurang pas. Toh saya bukan pejabat yang datang meninjau sebuah lokasi pontensial lalu dengan dermawan menggelontorkan dana milyaran untuk menyokong proses kreatif para artisan kayu tersebut.
Yang saya tahu dan tangkap, usaha ini cukup membuahkan hasil, lebih-lebih jika hasil yang diproduksi benar-benar berkualitas.
Saya sempat sih karena penasaran lalu bertanya tentang yoyo yang tadi Mas Budi buat, kira-kira berapa harga, dan saya cukup kaget mengetahui harganya dibawah lima ribu rupiah perbiji. Bandingkan dengan harga yang ada di pasaran!
Gimana? Ada yang niat beli dalam jumlah besar? Saya ada kontak beliau. Sebab ternyata beliau tidak menjual hasil karyanya lewat online.
Selesai melihat Mas Budi demo membuat yoyo, saya dan rombongan diajak kembali ke depan, ke ruangan yang menjajar aneka souvernir jadi.
Salah satu teman saya tertarik dan membeli ketapel buatan Mas Budi.
Saya jatuh cinta pada kalung yang digantung.
Suatu hari nanti saya harus bisa berkunjung ke Kakilangit lagi. Banyak cerita yang belum selesai saya dengar. Dan banyak kawasan yang belum saya kenali.
Kamu, mungkin juga tertarik ke sini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H