Alun-alun Utara Yogyakarta
Sore adalah salah satu waktu yang tepat untuk mengadakan pertemuan klan. Berkumpul membentuk majelis lingkaran lalu sama-sama mengutarakan pendapat; apa yang akan diperbuat esok hari demi seratus tahun mendatang.
Telah sejak ratusan tahun lalu, alun-alun Utara Yogyakarta menjadi satu magnet yang cukup menggoda untuk ya katakanlah disambangi, meski akan sulit untuk dimiliki.
Setiap hari sepanjang tahun sudah berapa banyak wisatawan berdatangan, mungkin kamu salah satunya.
Alun-alun Utara adalah simbol, sebuah gambaran kemerdekaan hakiki pula sebuah miniatur tempat di mana segala perasaan pernah berbaur menyatu.
Serba Bebakaran
Begitu banyak orang berkunjung ke Alun-alun Utara membuat sebagian orang berjiwa bisnisman mulai menggerakkan kaki. Dimulai dari pedangan asongan yang sepanjang hari berdiri membawa kotak berisi air mineral dingin atau rokok demi dimelayani para pelancong yang kehausan.
Berawal dari air minum, bisnis semakin berkembang. Gerobak makanan mulai berjejalan dilanjut angkringan, lesehan dan juga restoran.
Tidak ingin ketinggalan, Bebakaran Abiss pun akhirnya lahir dengan gagah penuh pesona di antara Alun-alun Utara dan segala macam yang mengindahkan dan ngangenin.
Berdiri di sisi Utara paling barat atau tepatnya berada persis di barat gedung museum Sonobudoyo, Bebakaran hadir dengan warna mencolok; merah.
Letaknya strategis, di pinggir jalan utama pas menghadap ke selatan (ke Alun-alun dan keraton).
Saya mengira, dan selalu mengira, semua yang ada di khawasan alun-alun pastilah mahal. Nyatanya tidak demikian dengan Bebakaran. Ia hadir dengan segala kemurahannya.
Bagi pecinta kuliner, khususnya ikan/ ayam bakar, maka Bebakaran adalah satu tempat yang wajib dikunjungi jika sedang ke Yogyakarta.
Meski begitu ternyata penyajiannya pun tidak melulu bakar, jika pelanggan minta goreng, niscaya akan terkabul.
"Sebenarnya kami maunya bakar semua. Namanya juga Bebakaran. Tapi ya namanya manusia, pelanggan, kadang ada saja permintaannya. Kami fleksibel. Semoga bisa selalu melayani dengan memuaskan."
Penjelasan manager Bebakaran membuat saya manggut-manggut, baru kali ini ada yang seperti ini. Melayani permintaan pelanggan dengan sepenuh hati.
Pernah mengalami, masuk ke rumah makan, belum apa-apa pelayannya sudah sodorin buku menu dan tanya mau pesan apa?
Nah kalau yang udah biasa jajan atau udah biasa ngerti berapa kira-kira harga standar untuk menu yang tersaji ya akan santai santai saja. Tapi kalau untuk yang jarang jajan dan baru sekali masuk ke katakanlah rumah makan X, maka akan lebih tenang kalau duduk dulu, buka-buka buku menu dan memilih apa yang disuka dan standar harga yang diinginkan.
Kadang kalau ada juga tuh tempat makan yang tahunya mematok harga makanan kelewatan dari harga umum. Ada tuh.
 Beruntung saya belum pernah dibuat malu karena salah masuk rumah makan. Kalau pun mau jajan (dan dengan uang pas-pasan) maka saya pastikan dulu harga makanannya.
Di Bebakaran ini, selain pelayanannya bagus dan ramah, juga saya bisa bertanya banyak hal dulu sebelum pesan sesuatu.
Di buku menu jelas berapa harga untuk setiap makanan.
Yang pasti sih untuk ukuran kota wisata Yogyakarta, Bebakaran ini relatif standar harganya, bahkan mungkin murah bagi sebagian orang.
Harganya enggak bikin kita malu (karena gak kuat bayar) pula enggak malu-maluin kalau buat acara traktiran teman.
Pokoknya harga bersahabat deh. Mulai dari 5000an, ada.
Bisa juga pakai menu paketan, yang ternyata enggak ada batas minimal order yang penting kalau ditotal minimal 50ribu rupiah.
Lumayan kalau untuk acara traktir teman syukuran.
Sudah saya bilang kalau tempatnya sangat strategis. Yang jelas enggak bakalan deh nyasar ke mana-mana.
Jika dari Malioboro cukup jalan kaki ke arah alun-alun dan tengok arah sebelah barat, nanti juga akan kelihatan.
Kalau mau ngajak rombongan atau memang sengaja ingin mengadakan acara (ya kalik mau arisan atau pesta) di Bebakaran juga asyik.
Tempatnya memang tidak seberapa lebar macam hall atau lapangan bola, ya cukuplah untuk kapasitas 150 orang dewasa.
Kemarin saat saya duduk menanti pesanan; nila bakar, bangku sebelah telah dipesan dan ternyata dipesan untuk acara keluarga; ulangtahun.
Saya melihat kue ulang tahun di atas meja. Anak-anak kecil yang saling berceloteh. Orang tua yang sibuk dengan aneka obrolan dan tulang (ayam).
Saya berharap ada yang menyadari kehadiran saya, nyatanya sampai mereka bubar agaknya tak ada satu pun yang tahu saya ada di situ, terbukti saya enggak dapat kue meski cuma sepotong. Jahat banget padahal saya ada di dekat mereka meski bukan tamu undangan.
Ya sudah daripada senewen mending saya mencicipi bakso bakar dan ca kangkung yang lebih dulu disodorkan di meja saya.
Ini jauh lebih nikmat, enak dan mengenyangkan.
Dan mari kita jajal lagi menu lain di Bebakaran Abiss Alun-alun Utara Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H