Mohon tunggu...
Mini GK
Mini GK Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Muda Yogyakarta

Mini GK; perempuan teman perjalanan buku dan kamu ^^ Penerima penghargaan karya sastra remaja terbaik 2015 Penulis novel #Abnormal #StandByMe #LeMannequin #PameranPatahHati

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

20 Tahun Hidup Tanpa Daging Kambing

23 Januari 2017   18:59 Diperbarui: 23 Januari 2017   19:08 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu sampai di tempat janjian yaitu Nglathak di Gang Seruni no.7 Jalan Gambiran Karangasem Baru aku langsung sumringah, bayangan tentang sate kambing berhasil aku atasi. Kenapa begitu? Karena aku yang suka poto ini menemukan kalau tempatnya cakep dan potoable banget, free wifi pula. Dan lebih dari apapun, ada menu AYAM GORENG di buku menu. Ini cocok dan pas untuk orang-orang yang ANTI pada daging kambing. Lucu dan baru sekali aku temuin yang kayak gini, kedai kambing namun jualan ayam juga.

Sebelum pesan makan, kami (aku dan temen-temen Kompasiana Jogja) ketemu dan disambut hangat oleh Mas To, sang owner Nglathak. Mas To orangnya baik banget, itu kesan pertama yang aku peroleh setelah kenalan. Ternyata, beliau tidak juga baik tapi juga pinter, jiwa wirausahanya patut diacungi jempol, misi beliau yang ingin mengembangkan bahan pangan lokal juga membuatnya semakin berwibawa, pula yang tidak kalah hebatnya tentang dakwah agama dalam kesehariaannya. Ini aku tahu setelah beliau ngobrol banyak dan juga karena beberapa tempelan di dinding luar bertuliskan “puasa senin kamis, buka di sini gratis”, “ngaji hafal dua juz, gratis makan di sini”. Uwoww, Dedek Mini meleleh, bos.

Sambil mendengarkan Mas To cerita tentang kedai Nglathak dan latar belakangnya, aku pesan minuman (yang baru sekali aku icipi) yaitu Yoghurt Bunga Telang. Tuhan, minuman apakah ini gerangan? Kenapa harganya dipatok delapan ribu rupiah (saja)? Maksud aku, biasanya kalau di kafe-kafe gitu minuman seperti ini pasti dibandrol agak mahal, diatas sepuluh ribulah.

Yoghurt Bunga Telang ini ternyata perpaduan antara olahan yogurt dan bunga telang. Aku baru sekali tahu kalau bunga yang biru keunguan yang sering aku lihat itu namanya bunga telang. Bunga itu fungsinya untuk memberi relaksasi bagi peminumnya. Selain bisa dicampur yogurt, bunga ini bisa diseduh dengan air panas dan tambahan gula. Kelak orang akan mengenal minuman ini dengan nama Teh Ungu/ Teh Biru. Dinamakan demikian karena awalnya berwarna biru lalu kalau kita kasih perasan jeruk nipis, berangsur-angsur warnanya berungan ungu. Semacam aku yang lama nggak jumpa kamu, lama-lama jadi rindu. Halah, abaikan.

Oh iya, Teh Ungu ini dibandrol dengan harga lima ribu rupiah. Catet.

Mas To bercerita jika semua bahan yang digunakan untuk kedainya berasal dari bahan lokal dan milik teman-temannya sendiri. Jadi usaha Mas To dan teman-temannya semacam usaha memutar, saling butuh membutuhkan. Saling suport. Aku kok mendadak ingin punya teman yang semangat usahanya macam gini juga. Jarang-jarang ada lho yang beginian. Rata-rata justru memilih beli ke orang lain/ kalau perlu ke luar kota daripada beli punya rekan sendiri.

Konon daging kambing di sini berasal dari daging kambing betina yang sudah tidak mungkin lagi bereproduksi.

Ketika ditanya kenapa, sebab kebanyakan kedai sate kambing pasti lebih memilih daging kambing muda: Mas To memberi jawaban karena kalau kambing-kambing muda yang diolah, kelak akan kesulitan untuk mendapatkan kambing lagi. Mas To punya prinsip biarkan saja kambing muda itu tumbuh dan nanti beranak pinak, itu lebih baik daripada menyembelihnya saat belia.

Okey, Dedek Mini setuju.

Lalu....

Tibalah giliran tentang memilih menu makanan utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun