Mohon tunggu...
Mindasintianis23
Mindasintianis23 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Syariah STEI BINA MUDA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadilah Pemenang dalam Diam Part 2

15 April 2021   20:56 Diperbarui: 15 April 2021   21:19 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini berlanjut, ketika Yuna yang pergi dalam keadaan menangis karena perkataan Lucas yang begitu menyinggung dirinya. Lucas yang selalu berbicara berusaha untuk mengejar Yuna, namun Yuna yang berlari kencang itu rupanya berhasil menghindar dari kejaran Lucas. Sesampainya di rumah, ibunya bertanya kenapa Yuna kembali dalam keadaan mata merah, Yuna yang masih merasa sedih itu tidak menghiraukan perkataan ibunya dan langsung masuk ke kamar untuk menenangkan diri.

Lucas datang ke sekolah lebih awal, karena bermaksud untuk meminta maaf secara langsung kepada Yuna, namun sayang Yuna yang mengunci diri dalam kamarnya dan tidak keluar sejak kejadian malam itu tidak datang ke sekolah. Dua bulan sudah berlalu dan Lucas memutuskan untuk pergi menuju salon tempat di mana Yuna sering berkunjung. Pemilik salon mengatakan kalau Yuna tidak pernah datang ke tempatnya lagi. Yuna selama ini memang sudah memutuskan untuk tidak meneruskan sekolahnya lagi, keputusan itu diambil Yuna tanpa persetujuan dari kedua orang tuanya. Namun, Yuna selalu berusaha meyakinkan keluarganya kalau dia aka sukses tanpa harus bersekolah, hal tersebut sontak membuat ibunya marah besar dan selalu mengatakan kalau Yuna bukan lagi anaknya. Yuna yang tidak ingin menjadi anak durhaka itu selalu berusaha agar ibunya tidak marah lagi, setiap harinya Yuna selalu datang ke salon itu karena adanya perawat gratis selama satu minggu. Namun, ternyata Yuna datang bukan karena hal itu melainkan untuk menjadi penata rias di salon tersebut, rupanya sang pemilik salon itu sudah mengetahui bakat Yuna sejak pertama kali dia datang dan ada pengunjung yang bertanya mengenai make-up, dengan keahliannya itu Yuna menjawab begitu percaya diri dan membatu pengunjung untuk memilih produk yang cocok. Dari situlah pemilik salon ingin agar Yuna bisa bekerja di salonnya, namun hal itu tidak mungkin karena Yuna masih sekolah dan tidak punya banyak waktu untuk bekerja.

Pemilik salon itu tidak patah semangat dan selalu meminta dengan baik-baik kepada Yuna agar mau bekerja di sana, dia mengatakan kalau Yuna memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang kecantikan, bakat yang dimiliki Yuna memang sudah melekat sejak lama, Yuna yang selama ini selalu mengurung diri di kamar tidak hanya diam melainkan dia selalu berusaha untuk mengejar mimpi da cita-citanya. Pernah sekali dia mengatakan kepada ibunya kalau dia ingin menjadi make-up artist, ibunya yang selalu ingin Yuna menjadi juara kelas itu langsung menentangnya dengaj keras. Sontak saja hal itu membuat Yuna sedih dan sempat terpuruk, namun sang ayah yang selama ini diam di rumah selalu memberikan semangat agar anaknya kelak bisa menjadi sukses sesuai keinginan dan minatnya tidak seperti ayahnya yang sejak kecil tidak pernah melakukan hal yang dia sukai.

Yuna berhasil membuat para pengunjung salon itu datang terus menerus karena bakatnya, pemilik salon pun mengatakan kalau Yuna akan disekolahkan ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan lebih tentang make-up meskipun dia mengakui kalau sebenarnya bakat yang dimiliki Yuna itu sudah lebih dari cukup. Namun, karena merasa bersalah sudah mempekerjakan Yuna yang seharusnya masih bersekolah itu akhirnya dia memutuskan memberikan hak khusus untuk Yuna. Yuna yang tidak menyangka akan hal itu benar-benar dibuat bingung dan bahagia, dia memberitahukan kepada keluarganya dan mereka sangat bahagia akan kabar tersebut.

Waktu pun cepat berlalu, Yuna yang selama ini mengenyam pendidikan di luar negeri itu akhirnya pulang dan sudah menjadi Yuna yang berbeda karena penampilannya yang telah banyak berubah. Pemilik salon mengatakan kalau sekarang Yuna sudah bisa bekerja sebagai manager di salah satu cabang salonnya yang berada di luar kota, hal itu membuat Yuna sangat bersemangat dan selalu mengucapkan terima kasih kepada pemilik salon itu tiada hentinya.

Suatu hari, datanglah seorang pria yang hendak menata rambutnya karena untuk sebuah acara, namun karena salon sudah mau tutup dan semua karyawan sudah pulang akhirnya Yuna yang sudah menjadi manager salon itu memutuskan untuk melayani pelanggan terakhir yang datang. Ternyata pelanggan itu adalah Lucas temannya sewaktu di sekolah menengah dulu, Yuna yang memang sudah berubah secara penampilan itu sama sekali tidak membuat Lucas mengenalnya. Namun, Yuna masih mengingat wajah Lucas temannya yang tampan itu, tentu saja hal itu membuat Yuna tercengang. Ternyata setelah lulus sekolah Lucas menjadi seorang aktor sekaligus model, Lucas yang selalu terlihat keren itu tidak menghiraukan Yuna yang terkejut saat melihatnya karena sudah biasa bertemu orang yang terpesona kepadanya.

Yuna yang berusaha untuk menutupi ketegangannya itu akhirnya selesai melakukan pekerjaannya, Lucas yang tiba-tiba memanggil Yuna membuatnya semakin terkejut. Dan mengatakan kalau selama ini dia selalu mengikutinya untuk meminta maaf atas perkataannya pada malam itu, Yuna yang terheran-heran tampak diam saja tanpa mengatakan sesuatu dan berpikir kenapa harus sampai mengikutinya untuk hal semacam itu. Lucas melakukan hal itu karena dia tidak ingin merasa bersalah kepada orang lain selama hidupnya.

Kesimpulannya, jadikanlah keinginan dalam diri untuk sebuah kesuksesan, tidak selamanya menjadi juara itu hanya mendapatkan rangking di kelas. Yakinlah bahwa jika kita menutup pintu satu masih banyak jalan keluar lainnya yang menanti asalkan kita mau berusaha dan semangat.

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun