Mohon tunggu...
Mindasintianis23
Mindasintianis23 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Syariah STEI BINA MUDA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadilah Pemenang Dalam Diam Part 1

4 April 2021   22:07 Diperbarui: 4 April 2021   22:23 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSUcLZTlVrcKsva6lZYPfuCShYL6FdLfwB7Vg&usqp=CAU

Kisah ini dimulai dari Yuna Maharani seorang  siswi sekolah menengah. Di sekolahnya Yuna merupakan anak yang biasa saja, tidak pandai dalam mata pelajaran apapun, termasuk dari segi penampilan Yuna sering dibilang tidak terlalu baik. Bahkan teman sekelasnya pun enggan berteman dengannya, hingga pada suatu hari Yuna bertanya pada salah satu temannya, kenapa tidak mau berteman dengannya. Temannya pun hanya terdiam sambil menatap Yuna dengan heran, hal itu membuat Yuna tidak ingin lagi berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah. 

Setiap pulang sekolah Yuna selalu membantu ibunya berjualan kue di pasar, ibunya selalu bertanya bagaimana keseharian Yuna di sekolah tapi Yuna selalu berkata semuanya berjalan dengan baik-baik saja. Sepulang dari pasar bersama ibunya, Yuna pergi untuk mandi dan bersiap untuk sholat karena hari sudah gelap dan menunjukkan waktu sholat maghrib. Yuna tinggal bersama ayah, ibu dan juga adik laki-lakinya Juna yang memiliki wajah tampan dan juga otak yang sangat pintar, bahkan di sekolahnya pun adiknya selalu mendapatkan peringkat satu dan juga juara dalam ekstrakulikuler basket. Sungguh sangat berbeda jauh kisah antara kakak beradik ini, ibunya pun terlihat lebih memuji Juna karena tampan dan juga pintar, tapi tidak berarti ibunya membenci Yuna, ibunya sangat berharap Yuna bisa menjadi seperti Juna yang pandai dalam segala hal. Ayahnya dulu bekerja sebagai layanan servis elektronik keliling, namun karena sebuah kecelakaan yang membuat ayahnya menjadi kehilangan penglihatan sekaligus pekerjaannya. Dalam kesehariannya di rumah Yuna merupakan anak yang rajin, selalu membantu ibunya dan juga ayahnya dalam segala hal. Yuna selalu bertanya pada dirinya sendiri apa yang membuat dirinya tidak memiliki banyak teman dan tidak pandai dalam pelajaran.

Hari senin pun tiba, di kelas Yuna kedatangan murid pindahan dari luar negeri yang bernama Lucas. Dia merupakan siswa yang sangat pintar di sekolahnya dulu dan pindah ke Indonesia karena ikut dengan ayahnya yang harus bekerja di Indonesia. Lucas memiliki wajah yang sangat tampan dan tinggi, bahkan membuat para wanita di kelas menjadi tergila-gila padanya saat pertama kali melihatnya memperkenalkan diri di depan kelas. Namun berbeda dengan Yuna yang biasa saja saat melihat Lucas, sampai Lucas pun terheran-heran dengan sikap Yuna itu. Hingga pada suatu hari guru mata pelajaran biologi menyuruh Yuna satu kelompok dengan Lucas, dari situlah Lucas mulai bertanya pada Yuna, kenapa Yuna tidak bereaksi berlebihan saat disuruh untuk satu kelompok dengannya. Lucas mengatakan kalau setiap wanita di kelas sangat ingin bisa satu kelompok dengannya, karena dia tampan, tinggi dan juga pintar. Yuna pun terdiam dan hanya sekali menatap Lucas dengan tatapan heran, dengan reaksi Yuna itu Lucas semakin penasaran ada apa sebenarnya dengan wanita yang satu ini.

Seperti biasa setiap pulang sekolah Yuna selalu membantu ibunya berjualan, Ibunya bertanya bagaimana kalau kita mulai berjualan online agar kegiatan bisa dilakukan di rumah saja, Yuna pun setuju dengan ide ibunya itu dan mulai berjualan di media kecil, seperti mengantarkan pesanan di sekitar dekat rumahnya saja. Hingga suatu hari saat Yuna mengantarkan pesanan ke salon dekat rumahnya, Yuna bertemu dengan seorang pemilik salon tersebut dan sang pemilik mengatakan kalau di salonnya sedang mengadakan jasa rias dan perawatan gratis selama satu minggu. Awalnya Yuna tidak tertarik dengan hal tersebut, namun sang pemilik mengatakan kalau Yuna mau dia akan membeli kue ibunya setiap hari, tentu mendengar hal tersebut membuat Yuna menjadi berpikir kalau kue ibunya akan laku setiap harinya. Yuna pun mulai melakukan rias wajah dan perawatan setiap pulang sekolah, hal itu membuat ibunya bertanya-tanya kenapa Yuna selalu terlambat pulang ke rumah dengan wajah yang sedikit berbeda dan membuat ibunya harus bekerja sendiri sampai Yuna pulang untuk membantunya.

Di sekolah Lucas mengajak Yuna untuk mengerjakan tugas kelompok biologi bersama di rumahnya, namun Yuna menolak dan mengatakan kalau dia tidak bisa pergi karena harus membantu ibunya di rumah, akhirnya Yuna memberikan solusi agar tugasnya itu dikerjakan masing-masing lalu dijadikan satu pada saat pengumpulan. Lucas pun hanya terdiam tanpa sempat berkata apa-apa karena Yuna langsung bergegas pergi, hal itu membuat Lucas penasaran kenapa Yuna tidak mau kerja kelompok bersamanya dan mulai mengikuti Yuna saat pulang sekolah. Lucas melihat Yuna pergi ke salon dan menghabiskan waktu selama dua jam lebih di dalam salon tersebut sampai pada akhirnya Yuna pulang dan Lucas masih terus mengikutinya karena dia juga penasaran dengan sikap Yuna yang berbeda dari wanita lainnya.

Saat malam tiba, ibunya menghampiri Yuna ke kamarnya dan mengatakan kalau ada pesanan kue yang harus diantar ke komplek Permata Indah, Yuna yang sedang mengaji lalu berhenti dan bergegas pergi untuk mengantarkan pesanan karena merasa bersalah selalu terlambat pulang dan tidak bisa membantu ibunya.Yuna pun tiba di alamat yang memesan kue ibunya itu, dan ternyata yang memesan kue itu adalah Lucas teman sekelasnya. Yuna sangat terkejut dan bergegas pergi tanpa menerima uang kue pesanan temannya itu, namun Lucas mengejarnya dan terus bertanya kenapa Yuna tidak ingin mengerjakan tugas kelompok itu bersama. Yuna yang seperti biasa tidak pernah berbicara panjang lebar dengan orang-orang hanya terdiam dan masih berusaha untuk pergi, Lucas tetap bertanya dan berkata dengan nada tinggi kalau Yuna hanyalah wanita yang sibuk dengan dunianya sendiri tidak pernah mementingkan pelajaran atau membantu ibunya malah sibuk dan rajin pergi ke salon untuk merias diri dan perawatan. Yuna yang tidak terima dengan perkataan Lucas yang menyakitkan itu akhirnya pergi dengan mata berkaca-kaca.

Kesimpulannya, setiap orang memiliki sisi buruk dan baik dalam dirinya, tidak selamanya diam berarti kalah. Jadikan kekurangan dalam diri menjadi kelebihan dan kekuatan besar untuk diri kita yang mungkin tidak dimiliki orang lain, tetaplah rendah hati menjaga tutur kata, saling menghormati dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Sang Pencipta. 

Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya, akankah Yuna mengungkap jati dirinya? Cerita ini masih berlanjut dan akan tayang setiap hari Minggu, nantikan kisah selanjutnya mudah-mudahan banyak nilai positif yang bisa diambil dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun