[caption caption="Mencari referensi untuk menulis esai (Shutterstock)"]
[/caption]Dalam tulisan sebelumnya, saya sudah membahas satu esai yang diperlukan dalam mendaftar beasiswa LPDP, yaitu esai tentang Kontribusiku Bagi Indonesia. Bagi yang belum baca bisa klik link ini: Kontribusiku Bagi Indonesia. Dalam tulisan kali ini, saya akan mencoba memberikan panduan bagaimana menulis satu esai lainnya yang juga menjadi salah satu persyaratan mendaftar beasiswa LPDP, yaitu esai tentang "Rencana Studi".Â
Langsung saja ya.
Pertama, kita perlu memahami bahwa rencana studi atau study objective selalu menjadi salah satu persyaratan berbagai beasiswa, tidak hanya untuk beasiswa LPDP saja. Kenapa?
Alasannya sederhana, yaitu tujuan utama dari beasiswa yang akan diberikan adalah untuk studi. Artinya, si sponsor beasiswa perlu memahami latar belakang pendidikan si pelamar meliputi semua prestasi dan penelitian yang telah diraih dan dilakukan, lalu apa rencana studinya ke depan, mulai dari kampus yang dituju, jurusan yang ingin dilamar, topik penelitian yang ingin dikerjakan, sampai apa yang ingin dilakukannya nanti pascalulus dari studi.
Ingat, sponsor beasiswa menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk membiayai studi S2 atau S3 seseorang, apalagi bila studinya ke luar negeri. Mereka mengharapkan, dengan menyekolahkan beberapa orang dapat memberikan dampak perubahan pada banyak orang, terutama melalui bidang studi yang akan diambil oleh si penerima beasiswa. Esai tentang rencana studi dari pelamar beasiswa akan menjadi bahan pertimbangan bagi sponsor beasiswa dalam memprediksi "impact" beasiswa yang akan diberikannya pada si pelamar itu.
Tak jarang ada yang tidak lulus seleksi beasiswa karena rencana studinya biasa saja, dalam artian tidak berhasil memperlihatkan rencana studi yang bagus. Yang dimaksud rencana studi yang bagus di sini adalah rencana studi yang berisi rencana "studi atau penelitian" yang akan ikut berkontribusi mengatasi permasalahan-permasalahan tertentu di bidang yang dilamar.
Alasan lain kenapa sponsor beasiswa membutuhkan rencana studi adalah karena kampus-kampus, terutama di luar negeri, akan meminta study objective dari setiap mahasiswa yang melamar ke jurusan mereka. Kampus di luar negeri sangat fokus dengan menerima mahasiswa yang punya 'pengalaman' di bidang akademik ataupun pekerjaannya serta punya rencana studi dalam artian topik penelitian yang ingin dilakukan.
Dengan menerima mahasiswa yang berpengalaman dan tahu apa yang ingin dipelajari, kampus di luar negeri dapat menilai apakah tenaga pengajar dan fasilitas belajar yang ada dapat membantu siswa ini atau tidak. Bahkan, tidak jarang ada mahasiswa yang diberi "Conditional Offer" atau diterima dengan syarat oleh kampus luar negeri. Biasanya, ini disebabkan rencana studinya sudah cocok dengan apa yang difasilitasi oleh jurusan di kampus tersebut, tetapi nilai TOEFL IBT atau IELTS-nya belum memadai.
Perlu diketahui bahwa ada yang nilai TOEFL IBT dan IELTS-nya tinggi, lebih dari standar minimal yang ditetapkan oleh kampus, tapi tidak diterima oleh kampus; umumnya, ini disebabkan karena kampus tersebut merasa tidak bisa membantu atau memfasilitasi rencana studi si pelamar tersebut, atau rencana studi si pelamar berbeda dengan visi dan misi jurusan yang dilamar, dan lain sebagainya. Pendeknya, di sini saya ingin menekankan bahwa jurusan di kampus luar negeri terutama lebih sering melihat rencana studi mahasiswa yang melamar terlebih dahulu, baru kemudian melihat hasil tes bahasa Inggrisnya.
Nah, sudah paham sekarang tentang seberapa penting rencana studi ini?