Mohon tunggu...
Budi Waluyo
Budi Waluyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

An IFPer & a Fulbrighter | An alumnus of Unib & University of Manchester, UK | A PhD student at Lehigh University, Penn, USA. Blog: sdsafadg.wordpress.com. Twitter @01_budi. PIN BBM: 51410A7E

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ujian Terbesar tapi Kecil dalam Mengejar Beasiswa Studi ke Luar Negeri

11 Juli 2015   08:04 Diperbarui: 11 Juli 2015   08:04 6474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="(Foto: Budi Waluyo)"][/caption]

Kalau kalian merasa impian studi ke luar negeri seperti sebuah hal yang mustahil untuk dicapai, saya juga merasakan itu dulu. Kalau kalian merasa jalan menuju studi ke luar negeri dengan beasiswa sangat berliku, bahkan tak tahu arahnya kemana, saya juga begitu dulu. Kalau kalian merasa kemampuan otak & bahasa Inggris masih sangat jauh, bahkan kalah bersaing dg teman sekelas.. dulu saya juga begitu.. Dan pernahkah kalian ditertawakan saat memberitahu tahu teman atau orang lain tentang mimpi studi ke luar negeri? Saya juga begitu dulu..

Ditertawakan, sampai diejek teman/ keluarga, pernah? Nangis, putus asa, malu karena ragu dengan mimpinya bakal tercapai atau tidak, pernah?

Banyak orang yang menyerah.. langsung tutup buku.. gara-gara sering diejek atau dihina.. kamu? mau ke luar negeri? Saya yang lebih pintar saja nggak bisa. Liat keluargamu donk, jangan terlalu tinggi bermimpi, kalau jatuh, sakit..! Ujian pertama bakal kita hadapi ketika sudah bertekat untuk 1 mimpi adalah diejek, dihina, dikata-katain.. dan seterusnya.. Banyak yang bereaksi salah, misal: "Ah, saya diomongin terus, mending nggak usah ajalah.." "Saya diejek terus.. dihina terus.. mending berhenti.!" "Kayaknya nggak ada yang dukung, percuma saya berusaha..!" dan seterusnya. Banyak yang lupa kalau kata-kata orang itu adalah ujian terkecil dalam perjuangan mengejar sebuah impian.. bukan yang terbesar.

Orang di sekitar kita tidak akan pernah kehabisan cara untuk membicarakan hal negatif tentang kita. Makanya ada orang bijak, berkata," I don't know the key to success, but I know the key to failure, that is trying to please everyone". You can never please everyone..! Begitu juga, semua orang tidak mungkin menyenangkanmu. Saya dulu juga sama.. diejek... dihina.. sampai saya takut memberitahu orang tentang impian saya untuk studi ke luar negeri dengan beasiswa.

Ada satu cerita, saya pernah berkumpul dengan beberapa teman di sebuah ruangan. Mereka semua sudah pernah ke luar negeri.. Belanda, Amerika.. Jepang. Saya satu-satunya yang belum pernah ke luar negeri di antara mereka.. satu persatu menceritakan pengalamannya ke luar negeri. Mereka bercerita mulai dari perjalanan naik pesawat penerbangan internasional.. makanan.. budaya.. dan lain-lain.. saya diam, being a good listener. Selang beberapa waktu, saya ingin ke luar sebentar.. mereka masih bercerita. Tanpa pamit, saya pergi saja. Mereka berhenti bercerita, kemudian bertanya..

"Mau kemana, Bud?" Saya jawab saja mau keluar sebentar.. satu orang di antara mereka meminta saya untuk duduk sebentar lagi mendengar cerita. Tapi, satu orang lagi berkata,"Biarkan saja dia pergi. Dia juga tidak pernah ke luar negeri. Nggak bakal nyambung dia dengan obrolan kita.."

Orang yang pertama tadi memberitahu kalau saya sedang ikut seleksi beasiswa S2 ke luar negeri, sedangkan orang yang kedua malah tambah jadi mengejeknya," Baru seleksi, belum tentu dapat. Bukan mudah dapat beasiswa ke luar negeri. Saya saja susah bukan main bisa ikut pertukaran kemarin". Waktu itu saya cuma bisa senyum. Itu hanya satu dari ratusan cerita saya diejek.. sedih? marah? jangan tanya lagi..

Tapi, saya selalu ingatkan diri kalau hinaan orang itu ujian terkecil.. bukan yang terbesar. Kalau di ujian terkecil sudah keok, gimana mau menghadapi ujian yang lebih besar. Sedangkan mimpi studi ke luar negeri itu mimpi yang besar. Mimpi itu bayar.. nggak gratis. Memang semua orang bisa bermimpi, tapi kalau dia tidak bayar.. itu cuma jadi khayalan saja.

Harga sebuah mimpi itu tidak dibayar dengan uang, tapi dengan kerja keras, semangat, ketekunan, pantang menyerah, pengorbanan.. dan lain-lain. Harga mimpi kuliah di universitas negeri di Indonesia tidak sama dengan harga mimpi studi ke luar negeri dengan beasiswa. Jadi, harus diukur sebesar apa mimpi yang dimiliki, kemudian siapkan diri untuk membayarnya.

Pernah nonton seleksi Indonesian Idol? Banyak kontestan yang bilang mimpinya ingin menjadi penyanyi terkenal, tapi cuma hafal satu lagu.. gimana? Sama juga, banyak yang bilang saya ingin sekali studi ke luar negeri dengan beasiswa, tapi TOEFL saja nggak tahu, jenis-jenis beasiswa nggak ngerti, dan lain sebagainya.

Keinginan saja tidak cukup.. harus dikuti dengan tindakan. Jangan bergantung dengan orang lain.. ada apa-apa langsung bertanya ke orang lain, nggak dijawab, marah. Kalau kita punya mimpi, itu tanggung jawab kita untuk mencari tahu semua hal tentang mimpi yang dimiliki.. eksplor sendiri.. nikmati prosesnya..

Ada orang yang saat ditanya kenapa kamu nggak melamar beasiswa ini, katanya beasiswa itu cuma untuk lulusan SMA.. malah dengar katanya.. haduh! Harusnya, saat dapat satu informasi, langsung cek ke sumber utamanya, buka websitenya, kirim e-mail ke CPnya, bila perlu telpon..! Jadi, informasi yang didapat valid.. bukan ngikutin omongan orang. Apalagi untuk informasi beasiswa ke luar negeri, tidak banyak yang mengerti tentang itu. Yang lebih buruk lagi, kita bisa disesatkan..! Tapi karena kitanya yang ingin disesatkan..

Dulu, kalau saya dengar omongan orang lain, sudah give up duluan. Banyak bilang, nggak bisa tamat S1 langsung dapat beasiswa S2 ke luar negeri. Saat mau lanjut S3, banyak lagi yang bilang, kalau mau melamar beasiswa S3 harus punya ini.. itu.. bla.. bla.. kamu nggak bisa kayaknya..

Tahu apa yang saya lakukan? Saya cek langsung ke sumber beasiswanya, buka websitenya, baca cerita para penerima beasiswa itu.. analisis. Jangan manja.. nggak tahu sedikit, langsung nanya. Cari dulu infonya sendiri, pecahkan. Ini yang akan membuat kita punya jiwa, passion. Sejujurnya, semua info beasiswa itu jelas semuanya.. CP-nya pun ada tempat bertanya.. Internet.. hampir semuanya bisa ditemukan.

Jadi, kalau diejek karena mimpi kita, jangan ngambek, marah, terus putus asa.. itu ujian terkecil. Biar punya jiwa dan passion tentang apa yang kita impikan, eksplor semua hal tentang itu, jangan bergantung dengan orang lain.. bayar mimpimu..

Di dunia ini banyak hal yang awalnya mustahil, sekarang jadi mustahil. Boleh, sekarang mimpi kita terlihat mustahil, tapi nanti tidak, semua itu bergantung dengan kita.

Tuhan itu tidak akan memberikan sesuatu pada hamba-Nya, kecuali hamba itu pantas menerimanya. Kalau ada orang yang sepertinya tidak pantas mendapatkan itu, tapi dia dapat, yang kedua berlaku untuk menghancurkannya... 

Maka, yakinkanlah Tuhan kalau kita pantas untuk mimpi yang kita miliki.. dengan membayar mimpimu.. Good Luck..!

#Note

Tulisan ini bagian dari e-book gratis yang saya tulis tentang meraih beasiswa studi S2 dan S3 ke Luar Negeri. 

Mohon di share ya. Masih banyak yang belum tahu dan bertanya-tanya.

1. Buat yang belum tahu apa-apa tentang meraih beasiswa studi S2 dan S3 ke luar negeri, bacalah e-book gratis yang saya tulis ini dulu:http://sdsafadg.com/downloade-book-gratis/

2. Buat yang belum tahu apa-apa tentang aplikasi melamar beasiswa studi S2 dan S3 ke luar negeri, ini sudah saya siapkan contoh lengkapnya:http://sdsafadg.com/aplikasi-beasiswa/

– – – – – – – – – – –

Budi Waluyo I BBM 7DCB0622 I Line ID: sdsafadg I Twitter @01_budi | Instagram: sdsafadg

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun