Mohon tunggu...
Budi Waluyo
Budi Waluyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

An IFPer & a Fulbrighter | An alumnus of Unib & University of Manchester, UK | A PhD student at Lehigh University, Penn, USA. Blog: sdsafadg.wordpress.com. Twitter @01_budi. PIN BBM: 51410A7E

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ramadhan di Christmas City

13 Juli 2014   13:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:29 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_333376" align="aligncenter" width="512" caption="Steel Stacks - Bethlehem"][/caption]

Menjalani ibadah puasa di negeri Paman Sam Amerika bisa dibilang untung-untungan. Bila kita tinggal di satu state atau kota besar yang sudah banyak populasi muslimnya, ibadah puasa menjadi hal yang tidak terlalu berat. Setidaknya, kita tidak akan dipusingkan oleh dua hal yang selalu menjadi kendala saat sedang tinggal diluar negeri, yaitu makanan dan masjid. Namun, makanan halal dan masjid bisa menjadi ujian berarti ketika tinggal di sebuah kota kecil daerah pegunungan di Amerika, seperti Bethlehem.

Bethlehem adalah sebuah kota kecil didalam salah satu state terbesar di Amerika, yaitu Pennsylvania. Jumlah penduduknya hanya mencapai angka 75 ribu orang; jauh dari jumlah penduduk kota asalku Bengkulu. Kota ini terletak didaerah dengan bentuk geografis pegunungan. Bahkan, kampus tempatku belajar Lehigh University, memiliki bentuk tanah mendaki, sehingga menyulitkan untuk bersepeda. Tapi, jangan tanya soal pemandangan; hijau dan menyejukkan.

Beberapa dekade lalu, Bethlehem merupakan salah satu kota terkenal di dunia. Khususnya di Amerika, Bethlehem memberikan kontribusi yang signifikan dalam sejarah pembangunan. Hampir semua jembatan-jembatan besar terkenal Amerika, seperti Golden Gate Bridge di San Fransisco, dibangun dari hasil jerih payah orang-orang Bethlehem, termasuk beberapa gedung besar lainnya. Hal ini dikarenakan dulu Bethlehem merupakan salah satu markas perusahaan industri baja terbesar di dunia yang bernama Bethlehem Steel.

Bethlehem Steel berlokasi di Steel Stacks. Film Transformers II menggunakan Steel Stacks sebagai salah satu lokasi shooting. Beberapa gedung-gedung pabrik serta alat-alat untuk memproduksi baja masih terlihat berdiri kokoh disini. Rakyat Bethlehem merawat pabrik baja ini dengan baik sebagai tanda terima kasih atas kontribusinya dahulu untuk kota ini dan Amerika. Dalam satu video di Youtube, kita bisa menemukan sebuah judul video: Bethlehem Steel, the people who built America. Benjamin Franklin dan beberapa orang-orang besar dalam sejarah Amerika dahulu juga pernah menghabiskan waktu tinggal di Bethlehem.


Nama lain dari Kota Bethlehem adalah Christmast City. Dahulu, jauh sebelum kota ini memiliki nama, hanya ada beberapa misionaris yang tinggal di kota ini. Misionaris-misionaris ini kemudian berkumpul disebuah kandang domba untuk memperingati hari kelahiran Yesus. Dengan posisi melingkar, seorang diantara mereka mengucapkan do'a dan pujian. Dalam perayaan hari natal inilah, nama Bethlehem muncul dan diabadikan sebagai nama kota. Ada sebuah lonceng besar yang terus menerus berbunyi hingga dianggap sebagai the longest running bell.

Namun, walaupun kota ini disebut sebagai Christmast City, bukan berarti tidak ada orang muslim yang tinggal disini. Menurut seorang perwakilan muslim di Pennsylvania State, ada sekitar 2 ribuan populasi muslim di Bethlehem dan dia memperkirakan 500 orang sedang menjalani ibadah puasa tahun ini. Bethelehem juga memiliki sebuah lembaga yang bernama Lehigh Dialogue Center (LDC); sebuah lembaga yang memfasilitasi dialog antar umat beragama, termasuk Islam.

Orang-orang ini menyadari bahwa isu agama merupakan salah isu yang paling sensitif di dunia. Di beberapa negara, isu agama bahkan menjadi salah satu pemicu konflik dan peperangan. Maka, untuk mencegah konflik dan masalah lainnya, perlu dilakukan dialog rutin antar agama. Sebuah lembaga yang bisa memfasilitasi dialog ini serta juga menjalankan program-program yang berkaitan dengan berbagai agama sangat diperlukan agar para pemeluk agama mempunyai rasa kepemilikan hidup di kota Bethlehem.

Buka Puasa ala Turki


Selama dua hari dalam bulan Ramadhan, LDC mengadakan acara buka puasa bersama yang berpusat didekat Bethlehem Library. Selain acara buka bersama, beberapa souvenir khas Turki dan Kaligrafi dipamerkan diluar tenda putih tempat acara berpusat. Berbagai muslim dari negara berbeda berdatangan untuk menikmati hidangan buka bersama yang disiapkan ala Turki. Aku bisa melihat perbedaan asal negara hanya dengan melihat cara berpakaian. Tidak hanya muslim saja yang datang, tetapi juga orang-orang Kristen dan agama lainnya. Mereka ingin menikmati keberkahan bulan Ramadhan bersama muslim, serta menunjukkan rasa hormat dan pengakuan terhadap kepercayaan yang dianut muslim.

[caption id="attachment_333377" align="aligncenter" width="512" caption="Souvenir Khas Turki (1)"]

1405208387238789913
1405208387238789913
[/caption]

[caption id="attachment_333379" align="aligncenter" width="512" caption="Souvenir khas Turki (2)"]

14052085222029494435
14052085222029494435
[/caption]

Acara buka bersama ini dihadiri oleh beberapa penjabat utama di Kota Bethlehem termasuk juga salah satu anggota Parlemen Turki yang ikut memberikan kata sambutan. Panitia menghidangkan beberapa lauk makanan khas Turki yang terbuat dari kacang merah, daging Lamb panggang, dan beberapa salad. Dalam acara buka bersama ini, aku bisa melihat perbedaan dalam kesatuan; beberapa memakai hijab sedang yang lainnya membiarkan rambut pirangnya terurai. Beberapa orang berkulit hitam, dan yang lainnya berkulit putih. Banyak hal yang membedakan secara fisik dan penampilan, tapi tidak secara keyakinan bagi yang muslim.

[caption id="attachment_333380" align="aligncenter" width="512" caption="Lokasi tempat buka bersama"]

1405208686341862411
1405208686341862411
[/caption]

[caption id="attachment_333381" align="aligncenter" width="512" caption="Pemandangan Kota Bethlehem dari tempat berbuka"]

14052087731629045053
14052087731629045053
[/caption]

Ramadhan is the month of sharing and peace. Begitulah tema yang diangkat dalam acara ini. Hidup dalam lingkungan yang beragam, baik secara agama maupun kepercayaan, dialog dan berbagi adalah cara yang paling mudah untuk menjalin silaturahmi yang akhirnya membawa kedamaian. Tak kala duduk bersama muslim lainnya dalam acara ini, aku menjadi merasa tak sendiri lagi. Makanan dan masjid tidak lagi menjadi masalah. Kebersamaan dan kegembiraan dalam Ramadhan disajikan dalam bentuk keharmonisan dalam keberagaman di Bethlehem, Christmas City.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun