Mohon tunggu...
Mince Sonda
Mince Sonda Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hoby Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teori Belajar dan Penerapannya dalam Pembelajaran

24 Agustus 2023   14:29 Diperbarui: 24 Agustus 2023   14:35 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

B. Teori Belajar Kognitif
Belajar menurut teori belajar kognitif selalu didasarkan pada kognisi, tindakan mempersepsikan atau memikirkan keadaan di mana perilaku itu terjadi.

Menurut teori ini, proses belajar berjalan dengan baik bila materi baru (terus menerus) beradaptasi dengan tepat dan mengikuti struktur kognitif siswa yang sudah ada. Oleh karena itu, sains dibangun melalui proses interaksi berkelanjutan dengan lingkungan. Proses ini tidak terjadi secara sendiri-sendiri atau sepotong-sepotong, melainkan melalui proses yang cair, berkesinambungan dan menyeluruh.

Misalnya, ketika seseorang membaca teks, alih-alih membaca huruf satu per satu, kata-kata, kalimat, atau paragraf semuanya tampak menjadi satu, dan keseluruhannya mengalir dan mengalir pada saat yang bersamaan. Menurut teori kognitif, beginilah seharusnya belajar.

Dalam pembelajaran dengan teori pembelajaran kognitif, pembelajaran lebih berpusat pada siswa, bersifat analitis, dan lebih terfokus pada proses pembentukan pengetahuan dan penalaran.

Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif adalah sebagai berikut :
1) Memberikan pengalaman belajar dengan menghubungkan pengetahuan yang ada pada siswa saat siswa belajar melalui proses penciptaan pengetahuan.
2) Menawarkan berbagai alternatif pengalaman belajar.Tidak semua melakukan pekerjaan yang sama.Misalnya, masalah dapat diselesaikan dengan cara yang berbeda.Mengintegrasikan pelajaran dengan situasi yang realistis dan relevan dengan pengalaman.
4) Integrasi pengajaran untuk memungkinkan terjadinya komunikasi sosial, yaitu interaksi dan kolaborasi individu dengan orang lain atau lingkungannya.
5) Menggunakan berbagai media, termasuk komunikasi lisan dan tertulis, untuk membuat pembelajaran lebih efektif.

C. Teori Belajar Humanistik
Tokoh penting dalam teori pembelajaran humanistik teoretis adalah Arthur W. Combs, Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Menurut teori humanis, tujuan belajar adalah humanisasi. Proses pembelajaran dianggap berhasil apabila siswa memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini mencoba memahami perilaku belajar dari perspektif pelaku bukan dari perspektif pengamat.

Tujuan utama pendidik di sini adalah membantu siswa mengembangkan diri. Ini tentang mengenali diri kita sebagai manusia yang unik dan membantu mereka menyadari potensi yang ada di dalam diri mereka. Para ahli humaniora percaya ada dua bagian dalam proses pembelajaran. proses memperoleh informasi baru dan proses personalisasi informasi tentang individu.

Dalam studi teori humanistik, guru bertindak sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai protagonis yang menafsirkan proses pengalaman belajar mereka sendiri. Tujuan belajar adalah proses belajar, bukan hasil belajar.

  1. Tetapkan tujuan pembelajaran yang jelas.
  2. Menjamin partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang jujur, jelas dan positif.
  3. Mendorong pengembangan kemampuan belajar motivasi diri siswa.
  4. Mendorong siswa untuk peka, berpikir kritis dan mandiri memaknai proses pembelajaran.
  5. Siswa didorong untuk berbicara dengan bebas, membuat keputusan sendiri, melakukan apa yang mereka inginkan dan mempertaruhkan tindakan mereka sendiri.
  6. Guru menerima siswa apa adanya, mencoba memahami apa yang mereka pikirkan, tidak menilai secara preskriptif, dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas perilaku dan risiko mereka dalam proses pembelajaran.
  7. Biarkan siswa maju dengan kecepatan mereka sendiri.
  8. Evaluasi dilakukan secara individual sesuai dengan prestasi akademik.

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik cocok diterapkan pada bahan ajar yang berkaitan dengan pembentukan karakter, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis fenomena sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun