Mohon tunggu...
Cak Min
Cak Min Mohon Tunggu... -

Male, main interests include sciences, education, internet, sports (football and cycling) and about life in general. Currently living in Thailand.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Tour de Singkarak Belajar dari Tour de France

14 Mei 2012   16:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:18 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_177121" align="aligncenter" width="635" caption="Peta rute Tour de Singkarak 2012 (sumber: http://www.tourdesingkarak.com)"][/caption] Menonton Le Tour de France (Tour de France alias TdF) lewat layar televisi adalah cara paling cepat untuk "mengitari Perancis" dalam waktu 3 minggu. Tayangan Tour de France dikemas dengan begitu baik sehingga para fans balap sepeda tidak hanya menonton pembalap dan tim mereka berlaga secara langsung, tetapi juga melihat keindahan alam Perancis ketika puncak musim panas sedang berlangsung di benua Eropa. Tour de France saat ini telah menjadi ajang promosi pariwisata penting milik Perancis lewat media televisi dan telah berhasil memikat fans balap sepeda untuk menonton langsung di rute balapan atau menjajal rute-rute yang dilewati peloton TdF. TdF adalah salah satu dari tiga Grand Tour (catatan: GT lain adalah La Vuelta a España dan Giro d'Italia yang sedang berlangsung saat ini), yang merupakan ajang balap sepeda tertinggi dalam kalender balap sepeda jalan raya milik organisasi UCI. Organisasi pengelola balap sepeda TdF sendiri adalah Amoury Sport Organisation (ASO) yang juga berpusat di Perancis. ASO tak hanya mengurusi TdF, tetapi juga reli Dakar, turnamen golf dan berbagai event balap sepeda penting di Eropa, Timur Tengah dan Cina. Kepiawaian mereka menggabungkan ajang olahraga dan pariwisata juga membuat jasa mereka digunakan sebagai konsultan dalam mengorganisasi event olahraga internasional di Indonesia, yaitu Tour de Singkarak 2012. Tour de Singkarak (TdS) 2012, yang akan berlangsung di Sumatera Barat mulai tanggal 4 hingga 10 Juni nanti, meliputi 7 etapa balapan dengan total jarak tempuh 854 km. Balapan ini sudah masuk kalender resmi UCI di benua Asia dan saat ini mendapatkan peringkat 2.2. Dalam klasifikasi UCI, Tour de Singkarak kira-kira berada 3 tingkat di bawah Grand Tour seperti Tour de France dan 2 tingkat di bawah Le Tour de Langkawi milik Malaysia namun setara dengan Jelajah Malaysia yang baru berakhir minggu lalu (catatan: Putra Perjuangan Bandung menjadi tim terbaik di Jelajah Malaysia 2012). TdS 2012 akan memberikan total hadiah uang sebesar Rp 1 milyar kepada para pembalap dan tim yang berhasil masuk peringkat yang ditentukan oleh panitia. Tim-tim yang akan berpartisipasi di TdS 2012 meliputi tim-tim Continental terutama dari Asia dan Oceania serta beberapa tim balap sepeda nasional. Dari luar negeri, situs TdS mengklaim ada 17 tim yang akan hadir. Dari Indonesia sendiri, ada 8 tim yang akan berlaga dan tim balap sepeda utama seperti Polygon Sweet Nice dan Putra Perjuangan Bandung telah diundang untuk ikut beradu cepat dengan tim luar negeri. Sebagian besar dari ketujuh etapa yang dilewati peloton TdS 2012 akan menempuh jalan yang relatif datar sehingga kemungkinan besar akan berakhir dengan "mass sprint". Salah satu tujuan pergelaran TDS 2012 tentu saja adalah untuk mempromosikan keindahan alam propinsi Sumatera Barat, seperti di sekitar Danau Singkarak dan Danau Maninjau. Balapan ini juga didesain untuk memperlihatkan kekayaan budaya berbagai kabupaten di propinsi tersebut, terutama keunikan arsitektur tradisional kota-kota yang dilewati peloton. Untuk mencapai target ini, TdS 2012 akan diikuti oleh kamera televisi dari helikopter, persis seperti liputan Tour de France dan balapan sepeda terkenal lainnya. Tour de Singkarak, dengan didukung oleh faktor alam berupa Bukit Barisan yang menyediakan perbukitan untuk rute tanjakan, kota-kota dekat pantai yang relatif datar, landscape yang indah dan budaya yang unik, memiliki potensi untuk terus naik peringkat UCI sehingga menjadi event balap sepeda jalan raya yang lebih bergengsi. Demikian pula dukungan Pemda Sumbar dan pemerintah RI lewat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta bantuan organisasi dari event organizer Tour de France pantas membuat kita berharap agar kelak TdS berada setingkat di bawah Grand Tour. *** Artikel diolah dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun