Alam berbicara. Ketika manusia sudah lupa jika malam berwarna hitam. Jika siang terang benderang.Â
Ketika lautan digulung ombak. Daratan tersisa sunyi, kesiur angin yang mendera. Tanah hanya imaji yang bertumbangan. Menjadikan manusia hilang ingatan.
Lantas harus bagaimana? Hak tak mendapatkan kelayakan. Kebathilan tak seharusnya mendapatkan tempat.Â
Aku meraba naluri. Dalam remang di atas puing puing asap mengepul. Berada dalam kerumunan orang orang peduli.
Awas ... ada gas air mata! Awas ... ada gas air mata!
Aku berteriak girang.
Mereka bersorak riang ... horee.... kita sedang berfantasi di negeri para pejuang. Konon katanya ramah orangnya. Santun pribadinya.
Lihatlah, muncul mainan anak anak. Petasan bak Ramadhan tiba. Cetar cetar cetar!
Suara tembakan gas air mata membahana. Merubuhkan banyak genangan air mata.Â
Rapatkan barisaan....Â
... (hening)