Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rembulan dan Rumah Kita

25 April 2019   20:16 Diperbarui: 25 April 2019   20:25 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memetik putik putik cahaya. Saat rembulan jatuh. Membenturkan diri pada sekolam kaca kaca di matamu. Ada resah menjelujur. Retak dan sekarat.

Lesuku menunggu cuma cuma. Pada riyak riyak waktu hanya kujumpai sesak. Rembulam terbenam dalam temu yang sangat lama. Membawa sekerat roti dan segelas lemon tea. 

Ah sudahlah. Angin itu rumah kita sekarang. Tak akan kemana mana kecuali cinta memisahkan. Rindu menjauhkan. Tapi ruang dan jarak hanyak sebatas lintasan. Kamu tetap kita. Rembulan dengan cahaya redupnya. Tangan kita tetap saling menggenggam bukan?

Ya, rembulan itu membawa seluas hati kita yang luruh di pangkuan. Aku akan memungutinya. Kusimpan dalam laci. 

Lalu aku mematutkan diri menjelajahi ruang bercahaya. Sampai guratan guratan berkasnya sirna. Pupus dalam waktu dan sepi. Hanya ada rumah kita di sini. Tempat bersemayam jejak dan bayang bayang anak anak yang riuh. 

Kita bergembira. 

25 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun