Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyusuri Jalan Setapak

30 Oktober 2018   17:18 Diperbarui: 30 Oktober 2018   17:30 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari mulai nampak lelah. Lamat lamat kakinya layu menjangkah. Senja pun datang, memintanya untuk membekuk benak yang lagi tak berdawam. 

Petang sedang membenamkan diri. Pada kolam bertajuk jingga. Di sisi gunung gunung yang menjulang. Sebaiknya ia rebah. Menyantap terik sisa sisa siang yang meradang. Terik terlampau pelik. Merintiklah...

Lantas pupilku merajuk. Pada kerumunan pipit. Terbang mengangkasa. Menjelajahi nirwana dengan sayap sayapnya yang tenang. Kurimbunkan mata. Pada jelajah langit yang membentang. Surya memendar...

Memandanginya pada segumpalan awan. Di jalanan setapak, kaki kaki saling memijak. Tanah basah, penuh genangan. Diantara hari dan kelam. Daun telinga kita saling mendengarkan.

Ciputat, 30 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun