Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anyelir yang Tumbuh di Batang Kayu Cendana

19 Juni 2018   23:51 Diperbarui: 20 Juni 2018   00:08 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hhappynewyear2018.com

Malam ini serasa ganjil. Datang ribuan titik titik. Dalam ruang, kotak kotak penuh imaji.

Aku memenuhinya.

Seperti kataku dulu, kita akan melewatinya bersama. Ruangan hampa, dipenuhi oleh banyak rona warna.

Kita, sudah menapakinya. Melaluinya, melalui mesin waktu. Hanya tinggal jejak kita saja di sana. Lihatlah....

Gurun itu pun pernah kita singgahi, begitupun anak sungai yang meliuk. Sampan kecil pernah kita tumpangi. Kita sebrangi airnya yang mengalir. Hingga kau sebut aku anyelir yang tumbuh di batang kayu cendana. Aku berbisik dan bertanya, bagaimana bisa?

Kau hanya menunjuk keningku dengan jari telunjuk. Sambil tertawa lebar. 

Kotak kotak itu pun kemudian terhanyut sunyi. Malam yang telah larut. Dilerai riuh oleh rupa anyelir. 


Ciputat, 19 Juni 2018




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun