Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Tua yang Meringkuk

8 Juni 2018   23:06 Diperbarui: 8 Juni 2018   23:18 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secarik kertas yang ia terbangkan, ada sederet pituturnya yang lemah. Aksaranya ringkas dan tertatih. Peluh dan letih jadi keringkihan yang disengaja. Membacanya dalam genangan air di dermaga. Tentu saja itu kotor. Kertasnya basah dan mungkin saja setengahnya lebur. 

Memandanginya jauh hanya menyisakan pertanyaan. Buat apa bersusah payah menanggapinya. Dia hanya wanita tua yang sudah tidak berakal. Datang dan pergi dengan kibaran bendera hasad yang sangat menyala. Itulah nafsu terselubung. Terkungkung. Berkeinginan membebaskan jeruji kebenaran. Tapi justru pembenaran  diraihnya. Padahal jelas salah jalan.

Perempuan tua itu meronta. Meringkuk di dinding jalan. Tangannya menggapai gapai. Giginya tajam, tersenyum menyeringai. 

Ciputat, 8 Juni 2018

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun