Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ditengok Matahari

7 September 2017   13:25 Diperbarui: 7 September 2017   16:07 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebenarnya tak ada rupa hari ini. Senyap tiada hiruk pikuk. Sepi pertanda siang mulai melayang ke angkasa.

Aku butuh berpikir. Sejenak untuk beradaptasi. Hari ini panas. Terik menyertai rupanya. Tapi aku di sini. Duduk di bawah atap. Ruang kosong rumah kecil kita. Dahiku berlipat menjadi beberapa bagian. Menanyakan. Kemana matahari hari ini?

Ah iya.

Bukankah seharian tadi berjibaku. Melenggang kangkung menjadi ratu di rumah sendiri. Makanya... Sinarnya saja sulit untuk kutemukan. 

Tapi kini ada. Ada di sebelahku. Matahari menengokku. Tidak lama tapi sinarnya dibutuhkan. Untuk membuat jantung ini normal kembali. Aku perlu vitamin E nya.

Uff...

Nafasku menggunung. Dadaku kembang kempis. Denyut nadiku berdecit. Mataku berbinar ria. Senyum pun mengembang.

Sungguh ini siang luar biasa. Di hari terik penuh bahagia. Syukuri untuk segala karunia Nya. 

Cathaleya Soffa 

Legoso, 07 September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun