juli baru saja menggelincir
oleh : annie zulaikha
Juli baru saja menggelincir. menemukan cahyanya pada langit-langit yang membiru. dia bertabur bintang, dan masih bisa kuhitung jejak langkahnya. angka keberapa entah, seketika itu menguap. berselancar mencari kediaman dikeheningan. membisukan suara-suara parau yang kerap kali membelenggu nurani.
Juli baru saja menggelincir. menemukan buaian indah purnama, di atas biduk-biduk surau. menyapa samar-samar dedaunan. menyapa rerintihan derik bambu beradu padu. menyapa bisikan percik air mengalun. seperti sengatan alam bercengkrama pada desir angin lalu. terjaga.... kemudian menyapa sebongkah nama, Tuhan..., jangan biarkan dunia menjadi rajaku. jangan biarkan fana menjadi kemuliaanku. jangan biarkan dunia menduakan-Mu. cukup diri-Mu satu. pelindung jiiwa dan ragaku. peneduhku dikala hujan dan panas membelai kalbuku.
Juli baru saja menggelincir. menggugah kepingan-kepingan mutiara. di sini atau di sana, tempat bertemunya cinta dan kedamaian. bergegas menapaki langit-langit yang membiru. membatu kemudian pecah berserakan. bukan pada pasir lantas menjadi abu. bukan pada serpihan api kemudian menjadi percikan. tapi segelintir air yang mengalir. mencecapi sebening hati. teduh meneduhkan. sejuk menyejukkan.
masih terjaga, sepanjang masa Tuhan menata tanpa diminta.
Juli. di bulan ini. awal persinggahan kedamaian. awal persinggahan kasih dan sayang yang begitu sempurna. dialah purnama saksinya. bermenarakan keelokan akhlak. pada pucuk-pucuk cemara di bulan penuh ampunan. ramadhan,juli. di bulan ini.
Tangerang, 1 Juli 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H