Hingga tiba hari itu cuaca yang sangat cerah, tiba-tiba boruku datang dari dalam kamarnya mengeluh bahwa perutnya sangat sakit, sakit sekali..lalu dari tubuhnya mengelaurkan keringat jagung karena menahan rasa sakit. Akhirnya kami membawa dia ke ruamh sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah kami,Â
Sesampai di rumah sakit, lagi-lagi karena situasi covid 19 saat ini, dia tidak langsung ditangani. Saat itu kamar penuh lalu boruku harus menunggu hasil covid 19 keluar, Jadilah dia menunggu di kursi roda dengan rasa sakit yang sangat. Akhirnya diapun mendapat kamar dan ditangani oleh medis. Lalu ketika diperiksa, nadinya sudah sangat lemah dan tak sadarkan diri, akhirnya dia diperiksa dan dimasukkan ke ruang ICU, dan kondisinya adalah koma.
Beberapa kali medis berusaha untuk memompa jantungnya dan berbagai penanganan dilakukan, namun tak ada hasil. di telinganya kubisikkan " boruku jika engaku ingin pergi, pergilah....aku relakan, supaya hilang sakitmu sambil menitikkan air mata
Hanya beberapa waktu saja lalu pergilah boruku meninggalkan kami selama lamanya dan tak pernah kembali. Rasa sakit dan pedih kurasakan saat itu, aku tak rela tapi harus pasrah. Pasrah pada Pemberi Kehidupan karena dia yang punya kuasa atas semuanya.
Semoga kami diberi kekuatan untuk menghadapinya, semoga kondisi seulit ini cepat berlalu, seharusnya penanganan pasien tidak terlalu lama, sehingga kondisi ini pun bisa dicegah, hasil diagnosa dokter adalah bahwa ada kebocoran pada saluran kandung kemih  sehingga cairan merembes dan akhirnya menyebarkan bakteri ditubuh anak perempuanku.
HIlang..sudah hilang boruku....bersama dengan bayinya...udara malam dingin ini menembus ke hatiku yang pedih.
................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H