Mohon tunggu...
Minardi Kusuma
Minardi Kusuma Mohon Tunggu... -

saya adalah anak desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sakitnya Mati

6 Maret 2015   18:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terpenuhi hidup dengan dunia terkadang membuat lupa,

terpenuhi hidup dengan keinginan terkadang membuat terbuai,

terpenuhinya hidup dengan ambisi terkadang membuat lalai,

lupa akan kehadiran kematian.

kita bisa membuat rancangan untuk negeri ini,

kita bisa memperhitungkan mana kawan mana lawan,

kita bisa waspada atas segala resiko,

tapi lalai akan kehadiran kematian.

dia mengintaimu sepanjang waktu,

dia makhluk yang tak pernah lelah maupun mengantuk,

dia yang paling dekat,

maka siap-siaplah, jangan berlebihan.

tubuh ini begitu sensitif, tersentuhpun akan terasa,

begitu dengan kulit yang bagian tubuh ini, panas, dingin terasa,

tercubit sakit terasa, kena ciuman indah juga terasa,

begitu juga dengan hati yang pasang surut.

lalu bagaimana dengan kehadiran malaikat maut,

datangnya tiba-tiba saat pada tubuh yang sensitif ini,

sakitnya begitu sakit, ketika nyawa ini meninggalkan tubuh ini,

lalu bagaimana aku menanggungnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun