Mohon tunggu...
FB: Bukittinggi The Dream Land/Twitter: Minangkabauku
FB: Bukittinggi The Dream Land/Twitter: Minangkabauku Mohon Tunggu... -

Idealisme adalah keistimewaan yang dimiliki anak muda, mungkinkah idealisme itu tetap dimiliki setelah kita tak muda lagi dan telah masuk ke Politik?

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sepakbola dan Pembangunan Anak Muda Sumatera Barat

23 November 2015   13:12 Diperbarui: 23 November 2015   13:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sumbar termasuk daerah di Indonesia yang paling banyak memiliki pelatih berlisensi A AFC. 

Diantaranya yang sekarang dikenal publik adalah Nilmaizar (Semen Padang), Indra Sjafri (Bali United Pusam), dan Jafri Sastra jadi menarik bagi publik dan media. 

Nilmaizar mulai menarik perhatian ketika dalam debutnya sebagai pelatih kepala membawa Semen Padang ke peringkat empat ISL 2010/11. Berlanjut menjadi pelatih timnas Indonesia. Sebelum pulang ke Semen Padang, sempat setengah musim di Persisam Putra Samarinda.   

Sementara Indra, tiba-tiba meroket bersama timnas U-19 ketika menjuarai AFF U-19 2013 dan lolos ke Piala Asia U-19 2014. Nama yang sedang naik daun dan buah bibir, membuat dia tak bisa menolak Bali United yang menyodorkan kontrak lima tahun untuknya. 

Bagaimana dengan Jafri? Inilah pelatih yang punya garis tangan baik. Berangkat dari pelatih sekolah sepakbola (SSB) dan lebih banyak beredar di klub-klub kasta kedua, ternyata mampu menunjukkan kemampuannya ketika dapat kesempatan melatih Semen Padang. 

Puncaknya, mampu membawa Semen Padang ke babak 8 besar ISL 2014, hingga melejitkan tim Kabau Sirah ke babak perempat-final Piala AFC 2013. Sayangnya, nasibnya tak begitu bagus karena dipecat manajemen Semen Padang, menjelang ISL musim 2015. 

Ironisnya, Jafri dipecat saat kompetisi belum dimulai, dan gagal di dua turnamen pramusim, Piala Walikota Padang dan Piala SCM 2015. Setelah sempat menganggur karena vakumnya kompetisi, Jafri akhirnya mendapat tawaran dari Mitra Kukar di Piala Presiden dan PJS ini. 

Selain mereka juga ada nama John Arwandi, Syafrianto Rusli, Emral Abus dan Jenniwardin. Nama-nama tersebut juga tak asing lagi di jagat sepakbola nasional. 

Di bawah mereka juga siap mengorbit sejumlah nama yang sudah mulai mengintip level tertinggi kepelatihan di Indonesia. Misalnya Delfi Adri, yang kini menjadi asisten pelatih Semen Padang dan sukses membawa tim Semen Padang U-21 juara ISL U-21 2014. 

Ada pula Welliansyah yang kini juga menjadi asisten pelatih Semen Padang, yang punya potensi besar dan bisa mengorbit sewaktu-waktu jika dapat kesempatan. Sama seperti Delfi, Welli yang membawa Semen Padang U-21 runner up ISL U-21 2010, kini sudah memegang lisensi B AFC.

Dari daerah lain juga ada yang baik

Sebenarnya juga ada duel pelatuh dari Jawa Timur misalnya, jika Widodo Cahyono Putro, Aji Santoso, atau Joko Susilo dengan bendera Jawa Timur bertemu. Atau dari Medan seperti Suimin Diharja, Liestiadi, dan Zulkarnain Pasaribu bertarung satu grup. Hanya saja, persaingan trio pelatih Sumbar mendapat perhatian tersendiri. 

Tapi di sisi lain, justru yang lebih menarik dicermati sebenarnya adalah semakin berkembangnya dunia kepelatihan di Sumbar. Ketika satu persatu muncul dan mengambil tempat di pentas sepakbola nasional. Artinya, hadirnya trio pelatih Sumbar di PJS membuktikan regenerasi pelatih berkualitas berjalan baik di Tanah Minang.

Fakta Dunia Kepelatihan Sumatera Barat 

Faktanya, di Sumbar saat ini memang tengah terjadi peralihan generasi para pelatih sepakbola, dan tak lagi mentok di dua nama gaek, Suhatman Imam atau Jenniwardin. 

Sumbar termasuk daerah paling banyak yang memiliki pelatih dengan lisensi tersebut. Tercatat, saat ini ada tujuh pelatih Sumbar yang memiliki lisensi A AFC.

Sepakbola dan Pembangunan Anak Muda Sumatera Barat

Semoga keberhasilan pelatih asal Ranah Minang tidak terputus.

Diantaranya upaya agar sepakbola Sumatera Barat terus melaju adalah:

1. Harus didukung oleh sinergi pemerintah daerah dan PSSI Sumbar. Jangan hanya diserahkan kepada sepihak. Mari kita bersama-sama mempertahankan prestasi di dunia kepelatihan yang sudah ada.

2. Lakukan kompetisi sampai ke nagari-nagari, kabupaten/kota hingga ke tingkat provinsi. Cari bibit-bibit pemain muda baru. Agar bisa melanjutkan tongkat estafet yang telah dirintis oleh pelatih-pelatih terbaik dari Ranah Minang.

3. Dengan adanya kompetisi atau pembinaan sepakbola secara berkelanjutan dapat juga mencegah prilaku menyimpang pemuda. Serta mencegah efek buruk pengangguran.

4. Dengan adanya pembinaan yang baik terhadap generasi muda Sumatera Barat diharapkan bisa membantu membangun persepakbolaan Indonesia yang dimulai dari nagari.

Seharusnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Pemerintah Kab/Kota yang ada di Sumatera Barat melahirkan aksi-aksi kreatif. Agar bakat yang ada pada anak muda Sumatera Barat dapat tergali. Dana APBD yang ada harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kejayaan Ranah Minang. Salah satu upaya untuk memperoleh kejayaan Ranah Minang dengan cara memperdayakan Anak Muda. 

Tak hanya sepakbola bidang-bidang lain dari seni, budaya, pendidikan, ekonomi dan bidang-bidang lainnya banyak generasi muda yang potensial. Terkadang mereka tak dikoordinir dan dibantu memanejemen bakat yang dimiliki. Tugas kita bersama membantu generasi muda Minang untuk terus berkarya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun