Sebenarnya juga ada duel pelatuh dari Jawa Timur misalnya, jika Widodo Cahyono Putro, Aji Santoso, atau Joko Susilo dengan bendera Jawa Timur bertemu. Atau dari Medan seperti Suimin Diharja, Liestiadi, dan Zulkarnain Pasaribu bertarung satu grup. Hanya saja, persaingan trio pelatih Sumbar mendapat perhatian tersendiri.Â
Tapi di sisi lain, justru yang lebih menarik dicermati sebenarnya adalah semakin berkembangnya dunia kepelatihan di Sumbar. Ketika satu persatu muncul dan mengambil tempat di pentas sepakbola nasional. Artinya, hadirnya trio pelatih Sumbar di PJS membuktikan regenerasi pelatih berkualitas berjalan baik di Tanah Minang.
Fakta Dunia Kepelatihan Sumatera BaratÂ
Faktanya, di Sumbar saat ini memang tengah terjadi peralihan generasi para pelatih sepakbola, dan tak lagi mentok di dua nama gaek, Suhatman Imam atau Jenniwardin.Â
Sumbar termasuk daerah paling banyak yang memiliki pelatih dengan lisensi tersebut. Tercatat, saat ini ada tujuh pelatih Sumbar yang memiliki lisensi A AFC.
Sepakbola dan Pembangunan Anak Muda Sumatera Barat
Semoga keberhasilan pelatih asal Ranah Minang tidak terputus.
Diantaranya upaya agar sepakbola Sumatera Barat terus melaju adalah:
1. Harus didukung oleh sinergi pemerintah daerah dan PSSI Sumbar. Jangan hanya diserahkan kepada sepihak. Mari kita bersama-sama mempertahankan prestasi di dunia kepelatihan yang sudah ada.
2. Lakukan kompetisi sampai ke nagari-nagari, kabupaten/kota hingga ke tingkat provinsi. Cari bibit-bibit pemain muda baru. Agar bisa melanjutkan tongkat estafet yang telah dirintis oleh pelatih-pelatih terbaik dari Ranah Minang.
3. Dengan adanya kompetisi atau pembinaan sepakbola secara berkelanjutan dapat juga mencegah prilaku menyimpang pemuda. Serta mencegah efek buruk pengangguran.