Mohon tunggu...
Minan Nur Rochman
Minan Nur Rochman Mohon Tunggu... -

saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tetap Tenang dan Cari dengan Teliti

12 Oktober 2015   11:49 Diperbarui: 12 Oktober 2015   11:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Saking asyiknya bermain kami sampai lupa waktu, ketika kulihat jam yang melingkar ditangan ku waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 dan waktu bermain kami sudah hampir habis, ketika aku merogoh kunci di kantung celana ku dan hendak membuka pintu rumah untuk membuat minuman, aku baru sadar kunci yang ada di kantung celana ku sudah tidak ada lagi.

Aku langsung bingung belum lagi pukul lima sore nanti, ibu sudah pulang ke rumah. Buru-buru aku kembali ke teman-teman ku yang sedang istirahat di dipan depan rumah yang terletak tepat dibawah rimbunnya daun pohon mangga.

Dengan wajah yang kebingungan aku memberitahu teman-teman ku perihal kunci rumah ku yang hilang ketika bermain tersebut. Setelah mendengar cerita ku tersebut mereka segera bergegas untuk  berpencar dan mencari kunci tersebut di kebun belakang rumah, kecuali si eko.

Tanpa pikir panjang, aku bergabung dengan teman-teman ku yang berada di kebun belakang rumah untuk mencari kunci tersebut. Setelah kami mencari dan mencarinya kami masih belum bisa menemukan kunci tersebut, dengan putus asa aku berhenti mencarinya dan kembali ke dipan depan rumah ku.

Ketika aku melihat eko yang hanya duduk-duduk di saat semua orang sedang mencari kunci rumah ku, tanpa sadar aku mendatanginya dan marah-marah kepadanya tanpa menanyakan alasan kenapa dia tidak mau membantu untuk mencari kunci ku.

Ketika kulihat lagi mukanya, bukannya sedih atau merasa bersalah dia malah tersenyum-senyum dan meminta ku untuk memanggil teman-teman yang lain untuk berkumpul kembali dan menceritakan alasan kenapa dia tidak ikut mencari kunci tersebut.

Setelah semuanya berkumpul dia mulai menceritakan alasan kenapa dia tidak mencari kunci rumah ku. “ayo ko, certain alasanmu kepada kami kenapa kamu tidak mau ikut mencari kuncinya si hasan ?” kata si ade, “baiklah, gini ceritanya…” jawab si eko sambil menghela nafas panjang, “ketika si hasan selesai bercerita dan kalian semua langsung pergi mencarinya, aku merasa ada sesuatu yang mengganjal dipikiran ku, setelah kupikir-pikir lagi aku baru ingat, bahwa si hasan sebelum mulai bermain petak umpet, aku sempat melihatnya meletakkan kuncinya di pot belakang rumah” jawab eko dengan jelas, kemudian dia berkata lagi “ketika aku hendak memberitahu kalian, kalian semua sudah pergi duluan, dan aku minta maaf tidak langsung memberitahu kalian semua kawan”.

Langsung saja aku beranjak dari tempat itu dan pergi ke pot belakang rumah untuk memeriksa pot tersebut, dan setelah ku periksa ternyata kunci rumah ku benar-benar berada disana. Setelah aku ingat-ingat lagi, ternyata apa yang dikatakan eko benar juga, mungkin karena aku merasa sangat kebingungan inilah yang membuat ku tidak bisa berpikir dengan jernih.

Kemudian aku kembali ke tempat anak-anak berkumpul dan minta maaf kepada mereka terutama si eko dan sekaligus berterima kasih kepadanya. Langsung saja aku masuk ke rumah dan membuat minuman untuk melepaskan rasa dahaga dan penat kami setelah bermain seharian.

Tepat pukul 16.30 teman-teman kembali pulang kerumah dan aku bergegas untuk mandi sebelum kedua orang tua ku dan adikku sampai dirumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun