Mindfulness dan Mindlessness dalam Belajar: Sebuah Refleksi
Oleh: Dr. Drs. Mimpin Sembiring, M.Psi., C.Ht®
Â
Â
Belajar seharusnya menjadi sebuah perjalanan. Seperti melangkah di sepanjang jalan, kita berjalan dengan tujuan, menikmati pemandangan, dan memperhatikan setiap langkah. Tapi, pernahkah Anda merasa seakan berjalan tanpa tahu ke mana arah langkah-langkah Anda? Itu adalah perasaan yang datang ketika kita terjebak dalam keadaan "mindlessness", atau ketidaksadaran.
Mindlessness dalam belajar sering kali terjadi tanpa kita sadari. Kita membaca buku, tetapi pikiran kita melayang ke hal lain. Kita mendengarkan guru atau dosen, tetapi benak kita sudah pergi ke tempat yang jauh. Semua yang kita lakukan terasa otomatis, seperti robot yang menjalankan perintah. Tidak ada kesadaran penuh tentang apa yang terjadi di sekitar kita, apalagi tentang apa yang kita pelajari. Belajar seperti ini hanya menghabiskan waktu, tanpa memberikan pemahaman yang mendalam.
Di sisi lain, ada yang disebut "mindfulness" – sebuah keadaan di mana kita sepenuhnya hadir dalam momen tersebut. Ketika kita belajar dengan mindfulness, kita benar-benar fokus pada apa yang kita pelajari. Setiap kata yang kita baca, setiap kalimat yang kita dengar, terasa hidup dan bermakna. Pikiran kita tidak melayang ke sana kemari; kita membiarkan diri untuk merasakan setiap informasi yang masuk, dengan kesadaran penuh. Kita menghargai proses belajar itu sendiri, bukan hanya hasil akhirnya.
Ketika kita belajar dengan mindfulness, kita mengajak otak untuk bekerja lebih maksimal. Kita menjadi lebih mudah mengingat apa yang kita pelajari, lebih mampu memproses informasi dengan baik, dan bahkan merasa lebih puas dengan diri kita setelah belajar. Ada perasaan tenang yang datang karena kita sadar bahwa kita telah memberi perhatian penuh pada apa yang sedang kita lakukan.
Sebaliknya, dalam keadaan mindlessness, kita hanya melakukan tugas untuk menyelesaikan kewajiban, tanpa ada rasa keterlibatan yang mendalam. Tugas itu menjadi beban, bukan kesempatan untuk berkembang. Belajar tanpa kesadaran, tanpa perhatian penuh, hanya akan membuat kita lelah tanpa mendapatkan hasil yang berarti.
Jadi, apakah kita akan terus berjalan tanpa arah, ataukah kita akan memilih untuk benar-benar hadir dalam setiap langkah belajar kita? Semua itu tergantung pada seberapa sadar kita memilih untuk mengatur pikiran kita, untuk tidak sekadar membaca atau mendengarkan, tetapi juga untuk merasakan dan memahami. Begitulah, belajar bisa menjadi pengalaman yang jauh lebih bermakna, hanya jika kita memilih untuk menjalani dengan kesadaran penuh.
Mindfulness, Mindlessness, dan Menemukan Passion dalam RIASEC