Selama malang melintang puluhan  tahun dalam mendidik dan mengajar dari mengajar privat, mengajar anak SMP, SMA dan mahasiswa, banyak pelajaran dalam memotivasi anak-anak bangsa.
Berbagi pengalaman tak ada salahnya sehingga bisa menjalin silaturahmi. Ada beberapa yang perlu kita perhatikan sebelum kita memutuskan langkah langkah yang akan kita lakukan, antara lain:
1. Karakter dan sifatÂ
Ada anak- anak yang memang selalu termotivasi untuk selalu belajar dan memang pintar. Kita sebagai guru atau pendidik jika menemukan anak2x seperti ini, kita tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga dan fikiran untuk membuat mereka berhasil. Tanpa perlu kita perintah, mereka dengan sendirinya berusaha keras untuk menggapai prestasi. Kekurangan pada anak tipe ini adalah mereka cenderung terpusat kepada dirinya sendiri. Ada sebagian mengatakan cenderung egois dan individualistis.Â
Saya memperhatikan murid saya yang berprestasi cumlaude kebanyakan kurang bagus relasinya dengan temannya atau kurang peduli dengan lingkungan dan teman-teman. Untuk jenis anak didik yang seperti ini saya memusatkan untuk memperluas rasa empati dan peduli kepada teman dan lingkungan. Saya selalu mengingatkan untuk membantu teman yang kurang prestasinya dengan mengatakan sebaik baik kalian adalah yang paling berguna bagi orang lain. Lihatlah iklan lowongan kerja pasti mencantumkan syarat bahwa bisa bekerjasama dengan yang lain.Â
Di lain sisi ada anak yang memang prestasinya biasa-biasa saja, karena mungkin dia suka akan organisasi dan masuk menjadi pengurus di dalamnya. Untuk anak yang seperti ini, saya mengingatkan pentingnya mengingat perjuangan orang tua bekerja untuk membiayai sekolah ataupun kuliahnya. Selalu saya ingatkan untuk berbakti kepada orangtua, karena suatu saat kita juga akan menjadi orang tua bagi anak-anak kita, kalo kita berbuat baik kepada orangtua, inshaAllah anak2x kita juga nanti berbuat baik juga pada kita.
Alhamdulillah ada murid saya yang ikut organisasi, saya nasehatin untuk mengingat ibunya di kampung bersusah payah bertani untuk menyekolahkannya sementara ayahnya telah meninggal, saya katakan jadikanlah kamu contoh bagi 3 adikmu, jangan hanya jadi contoh di organisasimu. Akhirnya si murid ini menangis dan taubat setelah melihat ibunya sakit sehingga cepat cepat menyelesaikan skripsinya.
2. Latar belakang keluarga
Keluarga yang dinaungi keimanan kepada Allah SWT Tuhan Rabb sekalian alam cenderung mudah dibimbing.
Pernah ada murid saya yang rajin mengaji dan berdakwah, tapi prestasinya anjlok. IP cuma 2 koma. Untuk tipe murid yang seperti ini, saya ingatkan kepadanya bahwa orang tidak akan mendengar dakwah kita dulu tapi akan melihat siapa kita dulu, bagaimana prestasi kita dan tingkah laku kita, bisakah digugu, bisakah ditiru. Kalo kita lama tamat dan jadi mahasiwa abadi, ya jelas orang lain tidak akan mendengar nasehat dan dakwah kita. Untuk yang seperti ini, saya berikan perhatian khusus dengan membuat perencanaan berapa lama tamat. Buat capaian waktu kapan penelitian dan ujian akhir serta yang lain-lainnya sedetil mungkin.
 Jadwal pertemuan yang disepakati harus terlaksana, biar tamat sesuai dengan jadwal yang kami sepakati. Saya bahkan tak segan-segan menelepon sang murid untuk menanyakan kenapa gak muncul2x ke kampus. Sampai2x rekan sejawat saya pernah menyindir: mimi seperti ibunya. Padahal ibu kandungnya aja masih ada di rumahnya. Hahahahaha....... Dan memang benar saya menganggap mereka murid-murid seperti anak saya sendiri.