Indramayu -- Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, kembali didera rob besar yang melumpuhkan kehidupan warganya, Senin (30/12/2024). Ketinggian air yang mencapai 30 cm hingga 70 cm memaksa ratusan warga untuk menghentikan aktivitas sehari-hari. Tidak hanya itu, dapur dan rumah mereka juga ikut terendam, membuat kehidupan menjadi semakin sulit.
Kondisi ini makin memprihatinkan karena tidak hanya mengganggu aktivitas harian warga, tetapi juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit akibat genangan air yang tercemar. Bagi masyarakat pesisir seperti di Eretan Wetan, rob yang berulang ini menjadi momok yang terus menghantui setiap musim penghujan dan pasang laut.
Dunia Pendidikan Ikut Terdampak
Bencana rob ini juga menyasar fasilitas pendidikan. Dua sekolah dasar, yakni SDN Eretan Wetan 1 dan SDN Eretan Wetan 2, ikut terendam dengan ketinggian air yang bervariasi antara 10 cm hingga 60 cm. Meski demikian, libur Natal dan Tahun Baru yang sedang berlangsung sedikit mengurangi dampak langsung terhadap kegiatan belajar-mengajar.
"Jika kejadian ini terjadi saat sekolah aktif, dampaknya bisa lebih parah. Banyak anak-anak yang tidak akan bisa mengikuti pembelajaran karena akses menuju sekolah terhambat," ujar seorang guru dari SDN Eretan Wetan 1.
Respons Pemerintah Desa
Menghadapi bencana tahunan ini, pemerintah desa terus berupaya mencari solusi. Kepala Desa Eretan Wetan, H. Edi Suhedi, menjelaskan bahwa pihaknya telah berulang kali mengajukan bantuan ke pemerintah daerah dan pusat untuk menangani rob.
"Kondisi ini menjadi semakin parah setiap tahun, terutama pada Desember hingga Januari ketika cuaca buruk dan air pasang datang bersamaan. Kami berharap ada perhatian serius dari berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah ini," ungkapnya.
Sekretaris Desa, Nanto Budiyanto, S.Pd, menambahkan bahwa pembangunan tanggul menjadi prioritas utama. "Kami sudah mengajukan permohonan pembangunan breakwater atau tanggul ke berbagai pihak. Namun, realisasinya masih sangat minim. Kami butuh lebih banyak dukungan agar dampak rob bisa ditekan," jelasnya.
Upaya pemerintah desa sejauh ini mencakup pendataan warga terdampak, penyediaan bantuan darurat, serta kampanye kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk meminimalkan risiko penyakit.