Mohon tunggu...
mimin sugiarto
mimin sugiarto Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Menjadi netizen jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Nelayan Eretan Enggan Melaut Akibat Musim Baratan, Ombak Tinggi dan Angin Kencang Ancam Keselamatan

20 Desember 2024   16:03 Diperbarui: 20 Desember 2024   16:03 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indramayu --- Musim baratan yang melanda perairan Eretan, Indramayu, memaksa para nelayan setempat untuk menghentikan aktivitas melaut. Cuaca buruk ditandai dengan tingginya ombak dan kencangnya angin yang dinilai terlalu berisiko bagi keselamatan mereka.

Awi (52), seorang nelayan asal Eretan, mengaku memilih tidak melaut selama musim baratan berlangsung. Menurutnya, keselamatan jiwa jauh lebih penting dibandingkan hasil tangkapan. "Ombak terlalu tinggi, bisa nyawa taruhannya," ungkap Awi, Jumat (20/12/2024).

Keputusan Awi sejalan dengan pendapat nelayan lainnya, Jujun (44). Ia lebih memilih memperbaiki jaring rusak dan menyandarkan perahunya di daratan ketimbang harus melawan gelombang besar. "Lebih baik benahi jaring dulu, soalnya kalau maksa melaut risikonya besar," jelas Jujun.

Musim baratan biasanya berlangsung dari Desember hingga Maret, Selama periode ini, gelombang tinggi dan angin kencang menjadi fenomena yang umum terjadi di pesisir utara Jawa, termasuk di wilayah pantai Eretan, Indramayu. Kondisi ini kerap mengganggu aktivitas para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan laut.

Bagi nelayan kecil, kondisi cuaca ekstrem ini menjadi pukulan telak. Pasalnya, mereka tidak memiliki kapal besar yang mampu melawan gelombang tinggi. Sebagian besar nelayan tradisional di pantai Eretan hanya menggunakan perahu kecil yang lebih rentan terombang-ambing di tengah lautan.

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi yang terjadi di perairan Laut Jawa dipengaruhi oleh pergerakan angin muson barat yang membawa angin kencang dari Samudra Hindia menuju daratan Asia. Hal ini memicu peningkatan ketinggian ombak hingga 2-6 meter di beberapa wilayah pesisir utara Jawa.

Pemerintah daerah dan pihak terkait telah mengimbau nelayan untuk waspada dan tidak memaksakan diri melaut jika cuaca ekstrem terjadi. Langkah ini diambil guna meminimalisir risiko kecelakaan laut.

Bagi nelayan, menunggu cuaca kembali bersahabat adalah pilihan bijak. Sementara itu, mereka memanfaatkan waktu luang untuk memperbaiki alat tangkap dan melakukan perawatan perahu. Diharapkan, cuaca akan membaik setelah februari hingga meret sehingga nelayan dapat kembali melaut tanpa ancaman dari ombak besar dan angin kencang.

Hashtag:

#CuacaEkstrem #NelayanEretan #MusimBaratan #OmbakTinggi #KeselamatanLaut #BeritaNasional #Indramayu #BMKG #CuacaBuruk #LautJawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun