Indramayu, 17 Desember 2024 -- Tradisi tahunan Unjungan Buyut Mangun Tapa kembali digelar dengan penuh semarak di Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Senin (16/12/2024). Acara adat yang sarat nilai budaya ini menjadi magnet bagi masyarakat setempat hingga pengunjung dari luar daerah.
Puncak kegiatan dimeriahkan oleh karnaval arak-arakan sound system dari dua grup kebanggaan desa, Putra Mangunjaya dan Putra Bintang Muda, yang sukses memikat perhatian warga dengan pertunjukan memukau. Jalanan desa berubah menjadi panggung budaya, memperlihatkan antusiasme masyarakat untuk tetap menjaga warisan leluhur.
H. Surtono, Ketua Panitia Unjungan Buyut Mangun Tapa, menjelaskan bahwa tradisi ini tidak hanya menjadi simbol pelestarian adat, tetapi juga momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi. "Acara ini kami selenggarakan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus hiburan untuk masyarakat. Melalui kegiatan ini, kami ingin nilai-nilai budaya tetap hidup dan diwariskan kepada generasi muda," ungkapnya.
Tradisi yang Sarat Makna
Tradisi Unjungan Buyut Mangun Tapa berakar dari keyakinan masyarakat setempat untuk menghormati leluhur yang berjasa membangun Desa Mangunjaya. Salah satu ikon penting dalam tradisi ini adalah pohon trembesi berusia ratusan tahun, yang dipercaya memiliki nilai historis sekaligus spiritual bagi desa. Pohon ini menjadi simbol kekuatan, keteguhan, dan keberlanjutan kehidupan masyarakat Mangunjaya.
Rangkaian acara dimulai sejak pagi dengan doa bersama di bawah pohon trembesi. Seluruh warga, tanpa memandang usia, turut hadir dalam prosesi ini. Setelah itu, karnaval arak-arakan dimulai, mengitari jalan-jalan utama desa dengan iringan sound system yang menyajikan musik khas daerah. Para peserta karnaval pun tampil memukau dengan berbagai kostum unik yang menggambarkan budaya lokal.
Kebanggaan Warga Mangunjaya
Warga Desa Mangunjaya menunjukkan komitmen tinggi untuk melestarikan tradisi ini. Tidak hanya tua-muda, para perantau dari desa ini pun menyempatkan waktu pulang kampung demi ikut memeriahkan acara. "Ini adalah momen spesial untuk kami. Setiap tahun saya selalu menyempatkan pulang agar bisa ikut merasakan kebersamaan dan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Mangunjaya," ujar Ahmad, seorang perantau asal desa tersebut.
Selain hiburan dari karnaval, acara ini juga diramaikan oleh bazar kuliner khas daerah dan pertunjukan seni tradisional. Dengan adanya acara seperti ini, perekonomian masyarakat desa pun ikut terdongkrak, karena pengunjung yang datang tak hanya menikmati acara, tetapi juga membeli produk-produk lokal.
Upaya Melestarikan Adat di Era Modern
Di tengah gempuran modernisasi, tradisi Unjungan Buyut Mangun Tapa menjadi contoh bagaimana adat istiadat dapat terus hidup berdampingan dengan perkembangan zaman. H. Surtono menekankan pentingnya peran generasi muda untuk tetap melestarikan nilai-nilai leluhur. "Kami berharap tradisi ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga dapat menginspirasi generasi muda untuk bangga pada warisan budaya mereka," ujarnya menutup pembicaraan.
Dengan suksesnya acara tahun ini, masyarakat Desa Mangunjaya kembali membuktikan bahwa mereka mampu menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan hiburan modern. Tradisi ini tak hanya menjadi milik warga Mangunjaya, tetapi juga aset budaya yang patut diapresiasi oleh masyarakat Indramayu dan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H