Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bukan Pengantin Biasa

14 Oktober 2021   10:43 Diperbarui: 15 Oktober 2021   07:06 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun dengan hati yang terpaksa, ayah dan ibunya dengan berat hati melepas kepergian tunggal mereka dengan sejuta nasehat yang mereka gaungkan ke telinga Panjul.

"Ananda harus selalu ingat kepada Allah, Sang Maha Pencipta," pesan ayahnya.

"Dan harus jujur," sambung Ibunya.

Dan setelah mengembara selama tiga tahun di Kota, Panjul pun pulang ke Kampung halamannya. Stylenya sudah berbeda dari yang dulu. Bukan Panjul yang dulu yang dekil dan kurus. Kini Panjul tampil modis bak bintang-bintang sinetron yang mareka lihat di tipi. Tak heran banyak tetangganya yang pangling saat melihat kedatangannya ke kampung. Bahkan ada yang tidak mengenalinya lagi.

Kedatangan Panjul tentu saja bukan hanya sangat menggembirakan ayah dan ibunya. Namun para pengurus masjid yang dulu menjadi tempat Panjul belajar mengaji pun bahagia mendengar kabar kepulangan Panjul ke kampung. Mareka, para sesepuh Kampung berharap Panjul akan mengabdi di Kampung dan mengurus masjid serta membagi ilmu yang didapatnya dari Kota untuk anak-anak Kampung.

Keinginan mulia para sesepuh Kampung tinggal keinginan. Harapan yang mareka gantungkan di langit nan biru cuma mimpi dan angan semata. Selama tiga hari di Kampung Panjul belum pernah sekalipun sholat di masjid.  Panjul lebih suka sholat di rumah. Dan lebih banyak mengurung diri dalam kamar dengan laptop dan seperangkat alat komunikasi.

Beberapakali sang ayahnya menasehatinya untuk sholat berjemaah di masjid. Namun tak digubris oleh Panjul. Bujukan Ibunya pun tak mempan sama sekali. Panjul lebih asyik dengan dengan seperangkat alat laptop dan sejumlah buku-buku. Panjul lebih bahagia dengan mengurung diri di kamarnya.

"Saya akan menjadi pengantin," ujarnya kepada Sang Ayah dan Ibu.

"Saya akan menghuni surga," sambungnya dengan wajah bahagia.

Tentu saja jawaban Panjul sangat mengagetkan ayah dan ibunya. Mareka tidak percaya bahwa anaknya akan menikah. Segurat kebahgian terpancar dari wajah tua mareka. Puji syukur pun mareka panjatkan kepada Sang Pencipta.

" Siapa calon mempelai wanitanya, Nak?,'tanya sang Ibu dengan penuh selidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun