Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pertobatan Seorang Mucikari

10 September 2021   20:27 Diperbarui: 10 September 2021   20:33 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak heran banyak pemuda Desa yang mengidolainya. Mareka tergila-tergila dengan kecantikan Mami. Kaum pria baik tua dan muda mengaguminya. Tak terkecuali Pak Kades yang telah beristri. Beragam usaha dilakukan Pak Kades untuk mencuri hati mami. Namun jalan yang ditemuinya selalu buntu.

Mami masih sangat ingat, bagaimana usai pulang sekolah dirinya dijemput staff Desa di halaman sekolahnya dengan alasan Ibunya sakit. Dengan rasa keterpaksaan yang berbalut kecurigaan, mami akhirnya terpaksa  ikut naik mobil Staff Desa yang menjemputnya. 

Namun bukan arah pulang ke rumah yang dilaluinya.

Mobil yang mereka tumpangi menuju ke sebuah penginapan. Dihalaman penginapan klas melati itu telah menunggu Pak Kades dengan wajah sumringah. Wajah penuh kemenangan. Wajah penuh syawati yang bergelora.

Sia-sia usaha Mami melawan kodrati syahwat Pak Kades yang telah menggelora hingga ke ubun-ubun. Malam itu dirinya harus melepaskan kehormatan dirinya sebagai seorang perempuan. Martabatnya sebagai perempuan terkoyak-koyak. Walaupun Pak Kades bersedia untuk memperistrinya, namun Mami selalu menolaknya.

" Saya siap mempertanggungjawabkan semua ini," ucap Pak Kades dengan wajah gembira.

" Pak Kades sudah mendapatkan kehormatan saya. Tak perlu Pak Kades mempertanggungjawabkannya. Bukankah selama ini Pak Kades hanya ingin menikmati tubuh saya," jawab mami dengan nada suara ketus.

Pak Kades cuma terdiam.

Dendamnya kepada para lelaki, termasuk Pak Kades mengaliri darah nuraninya. Usai malam jahanam itu, mami bertekad untuk meneggelamkan dirinya sebagai wanita penggoda. Hampir semua lelaki dewasa di Desanya digodanya. Dan buntutnya mareka harus bentrok dengan para istrinya. Bahkan ada yang harus bercerai dengan para istrinya.

"Saya telah bertekad untuk menjadi penggoda para lelaki hidung belang itu," ungkapnya kepada teman-temannya.

"Apakah itu jalan terbaikmu dalam mengarungi hidup yang singkat ini," sela seorang sahabatnya.
Mami terdiam. Dendam kesumat yang terekspresi dalam otak besarnya menggerakkan jiwanya untuk selalu dendam dan dendam kepada semua lelaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun