Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Sedih Seorang Duda

31 Agustus 2021   20:08 Diperbarui: 31 Agustus 2021   20:16 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Terima kasih Pak. Aku siap menjadi istri dan ibu dari anak-anakmu," ucap Aisyah dengan nada lirih. 

Dan sebuah kecupan mesra dilontarkan Rafik dari bibirnya terhadap kening Aisyah yang masih berkeringat.

Hubungan asmara dua anak manusia ini akhirnya tercium oleh keluarga Aisyah. Mareka pun berang. Sejuta diksi serapah terlontar dari mulut bau mareka hingga ke angkasa. Mengejutkan kunang-kunang. Mengagaetkan binatng gemintang yang sedang berwarna-warni menghias jagad raya.

" Apa yang kamu harapkan dari lelaki duda pelit itu. Apa? Harta?," tanya paman Aisyah dengan nada suara geram.

" Apa kamu pikir kamu akan mendapatkan hartanya? Kamu jangan bermimpi. Jangan mimpi," sambung bibinya.

" Sudah puluhan tahun kami bergaulnya dengan lelaki itu. kami sudah hafat watak dan karakternya. Dan mohon camkan kata-kata kami ini. Kami tidak setuju dengan lelaki itu. Titik," tandas Pamannya dengan nada keras.

" Dan kami akan mengawini kamu dengan lelaki di Kampung kita. Walaupun lelaki di Kampung kita itu tidak bekerja," lanjut Pamannya.

Usaha Aisyah untuk menjernihkan persoalan tak pernah digubris keluarganya. Diksi berupa penjelasan yang dibeberkannya tak pernah didengarkan keluarganya. Bahkan Ayah dan Ibu dan kakak serta adik-adiknya pun terprovokasi dengan hasutan diksi bau dari pamannya.

" Kalau Pamanmu tak setuju, kami pun sebagai orang tuamu tak bisa merestui hubungan kalian. Selama ini Ayah menitipkan dirimu kepada Pamanmu. Dia pengganti Ayah saat kamu di perantauan," ungkap Ayah Aisyah.

" Apalagi Pamanmu paham betul dengan watak dan karakter lelaki pilihanmu. Dan kamu ingat bagaimana nasib adik-adikmu kalau suamimu pelit? Apa kamu bisa membantu adik-adikmu untuk meneruskan sekolahnya," tanya Ayahnya dengan narasi kebencian. Aisyah akhirnya tak bisa berbuat banyak. Hanya berpasrah kepada nasib. Dirinya telah gagal mempersuasi tentang lelaki yang telah merengut kehormatan kepada keluarganya.

Dan ketika Rafik mengutarakan niatnya untuk melamarnya, Aisyah sempat menahannya. Bahkan terkesan melarangnya untuk datang ke rumah Pamannya. Ribuan argumen dilontarkannya. Tapi sebagai lelaki sejati Rafik tak mau dibilang sebagai perusak anak orang. lelaki beranak tiga itu ingin mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya terhadap Aisyah. Hanya di depan wanita itu dirinya bermartabat dan berharga diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun