Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Hijrah Pilihan

10 Juni 2021   16:10 Diperbarui: 10 Juni 2021   18:39 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makanya berbagai predikat buruk selalu diraih Desa kita. Ya karena itu tadi," sambung aparat yang lain. Awan hitam berarak-arak lingkari langit yang makin pekat ditelan asap kehidupan yang makin pekat.

Roy dan kawan-kawan yang dulunya mendukung Matliluk hingga menjadi Kepala Desa kini merasa berdosa. Mareka merasa berdosa atas apa yang menimpa Desa mareka dan masyarakatnya. Dulu mareka berasumsi bahwa Matliluk bisa menjawab keinginan masyarakat dengan gaya Matliluk yang sederhana dan merakyat. Roy dan kawan-kawan lima tahun lalu menganggap Matliluk adalah sosok pemimpin yang bisa mensejahterakan masyarakat. Pemimpin yang bisa menjawab keinginan rakyat secara komprehensif. Pemimpin yang bisa....? Ah...

Ternyata apa yang diimpikan Roy dan kawan-kawan laksana punguk merindukan bulan. Matliluk bekerja ala dirinya dan tidak mengacu kepada perundang-perundangan yang berlaku. Matliluk bekerja dengan seenak perutnya. Matliluk menganggap Desa adalah milik pribadinya yang harus diekploitasi untuk kepentingan kesejahteraan dirinya dan koleganya. Tak pelak beragam predikat buruk mulai menghampiri Desa Ancoklilot dan masyarakatnya. Matliluk seakan tak peduli dengan aspirasi yang berkembang di masyarakatnya. Pemimpin yang dulunya diasumsikan mampu menjadi panutan masyarakat justru sibuk menebar bisnis dalam kegiatan di Desa mareka. Tak heran bila Matliluk pun sempat beberapa kali harus dipanggil aparat hukum.

Roy dan kawan-kawan masih ingat dengan peristiwa lima tahunan lalu saat mareka secara bersama-sama dengan bergerilya untuk memenangkan Matliluk. Saat itu yang bertarung dalam Pilkades hanya dua pasangan calon. Walaupun secara nurani mareka enggan mendukung Matliluk,namun kekesalan mareka dan masyarakat atas perilaku para kelompok pekedindil itu membuat mareka melawan dan mendukung Matliluk.

"Kami dulu mendukung Matliluk karena kami kesal dengan tingkah laku para pekedindil pemimpin saat itu yang sok kuasa dan mementingkan dirinya pribadi," ungkap Roy saat mareka berkumpul di warkop Mang Jojon yang hingga kini masih membujang.

" Itu yang masyarakat lawan. Bukan pemimpin saat itu," sambung yang lain.

"Mareka itulah yang membuat pemimpin saat itu kalah dan tumbang," celetuk warga lainnya.

"Dan hebatnya saat itu kami mendukung Matliluk tanpa dana besar. Hanya ala kadarnya dan itu sumbangan dari para simpatisan. Dan tak ada dukungan dana dari Matliluk," cerita Roy sambil ketawa ngakak.

"Dan akibat perlawanan itu masyarakat yang menjadi korbannya," sambung kawan Roy dengan nada sedih.

Usaha Matliluk untuk mendekati kelompok-kelompok masyarakat dan komunitas mulai menemui jalan terjal bahkan buntu.Iming-iming dana yang besar tak menggoda para warga Desa untuk membantunya dalam Pilkades kali ini. Tak ada warga Desa yang tertarik dengan iming-iming yang menggoda dan wah yang ditebarkan Matliluk. Mareka bertekad ingin menumbangkan Matliluk. Hanya itu tekad warga Desa sebagai kompensasi kesalahan mareka lima tahun yang lalu. Hanya ingin mengembalikan marwah Desa mareka sebagai Desa yang hebat dan berdaya saing. Tak lebih dan tak kurang.

"Kami membantu Pak Juara karena kami ingin membalas dosa kami lima tahun lalu," ungkap warga Desa kepada timses Matliluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun