Kini Anya harus berjuang sendiri terhadap benih di rahimnya yang makin membesar. Tekadnya sudah bulat untuk membesarkan buah hati dengan kesendiriannya. Walaupun godaan untuk membuangnya selalu saja menghantui pikirannya.
"Mohon maaf, lho Mbak. Ada orang yang bisa membuang janin itu," saran temannya.
"Terima kasih atas sarannya. Saya akan tetap melindunginya hingga lahir dan membesarkannya biar menjadi manusia yang baik. Dia berhak hidup," jawab Anya.Bahkan saat Pimpinan Kantornya ingin bertanggungjawab, Anya pun menolaknya.
"Ini bukan benih Bapak. Tak pantas Bapak mengakuinya," jawab Anya yang membuat Pimpinan Kantornya harus menjauh dirinya seribu langkah.
Anya terus berjalan menatap waktu menantang hari menunggu lahirnya buah kasih hatinya. Dia berjanji akan membesarkan buah hatinya seorang diri dengan kasih sayangnya sebagai wanita sejati. Dan akan diajarkannya kepada buah hatinya tentang kesejatian diri sebagai manusia. Bukan seperti lelaki yang telah menanam benih dirahimnya yang pergi untuk melepas tanggung jawabnya sebagai penebar benih tanpa malu.Â
Toboali, rabu, 26 Mei 2021
Salam sehat dari Kota Toboali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H