Sound Of Borobudur Adalah Kiblat Notasi Musik Dunia
Kemegahan Borobudur sebagai warisan budaya dunia adalah sebuah potret sebuah warisan yang dtinggalkan Dinasti Syailendra pada abad ke -9 kepada bangsa Indonesia. Wonderful Indonesia yang telah diakui UNESCO pada tahun 1991 ini ternyata adalah mega perpustakaan musik dunia. Borobudur sebagai spektrum musik dunia dapat dilihat dari pahatan yang terpatri dalam reliefnya yang eksotis sebagai sebuah Maha Karya nan Agung.Â
Sedikitnya terdapat 226 relief alat musik Aerophone (Tiup), Cordophone (Petik), Idiophone (Pukul), Membraphone dan 45 Ansembel yang terpahat di dinding Candi membuktikan bahwa warisan adiluhung bangsa ini adalah pusat musik dunia. Jauh sebelum era Mozzart memainkan musik klasiknya. Sound Of Borobudur telah menjadi pusat musik dunia sebagai salah satu Wonderful Indonesia yang terus memberi warna dalam kehidupan komposisi musik dunia.
Tingginya peradaban leluhur kita yang mewariskan karyanya yang  adiluhung sehingga kini terus mengornamen wajah musik dunia hingga saat ini menggambarkan kepada kita bahwa Sound Of Borobudur adalah center of excelent atau pusat keunggulan Indonesia yang menasbikan Borobudur pusat musik dunia dan menjadikan Borobudur  mega perpustakaan bagi pemusik , peneliti, pengamat dunia musik.
Membunyikan genderang tabuhan Sound Of Borobudur kepada khalayak dunia dan panggung musik dunia dengan berbekal kepada relief yang terpahat dengan eksotis sebagai bentuk penyuaraan  bahwa Borobudur pusat musik dunia bukan sekedar angan-angan dan slogan kebangsaan semata. Adanya kesamaan yang sangat signifikan bentuk alat musik yang terpahat dengan eksotis di relief Borobudur dengan alat musik yang dimainkan di hampir seluruh negara adalah sebuah jawaban yang sangat jelas, tegas, elegan dan  realistis bahwa Borobudur adalah pusat musik dunia.
Warisan peninggalan kebudayaan yang adiluhung ini merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai kehidupan kesejatian bangsa Indonesia yang saling gotong royong, mencintai negeri, menjungjung tinggi nilai-nilai tolerasnsi dan keberagaman sebagai mana layak sebuah orkestrasi musik yang saling menghormati suara alat musik yang dimainkan tanpa harus merasa diri paling unggul adalah roh kehidupan yang mengakar dalam tubuh manusia Indonesia yang hakiki. Yang telah hidup sejak zaman nenek moyang kita dahulu sebagai modal bangsa dalam menatap masa depan bangsa yang gemilang ditengah ketatnya kompetisi kehidupan di dunia internasional.
Membunyikan terompet Sound Of Borobudur kepada publik dunia bahwa Wonderful Indonesia sebagi sumber referensi dengan didukung apologi yang  kuat dengan segenap data yang terpahat secara eksotis di ornamen relief Candi Borobudur bukanlah suatu pengakuan semata dari bangsa ini. Nilai-nilai yang terkandung dalam relief itu telah menjadi simbol kehidupan bangsa Indonesai selama ini dalam tata kehidupan sebagai suatu bangsa yang saling menghargai antar sesama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sudah waktunya, kiblat musik dan pemusik dari seantero dunia memalingkan muka ke negeri ini. Sudah saat nada-nada komposisi nusantara yang tersebar dari Rote hingga Miangas menjadi notasi musik dunia dan  hadir dalam komposisi para pemusik seantero penjuru dunia ini. Sound borobudur wajib dibunyikan dengan keras dan mengharmoni komposisi musik dunia.
Sudah saatnya membunyikan Sound Of Borobudur dan menjadikan Borobudur pusat musik dunia  ditiupkan oleh semua elemen bangsa dengan nada-nada keras berharmoni sebagai bukti bahwa bangsa ini adalah bangsa besar yang mewariskan karya adiluhung yang ditinggalkan pendahulu untuk kegemilangan peradaban bangsa ini sebagai bangsa besar di dunia. Sound Of Borobudur sebagai pusat musik dunia  adalah  rumah besar bagi semua pemusik dunia yang berdiam diri di bumi ini dan menjadikan nada-nada Nusantara sebagai notasi  dalam komposisi musik mereka sebagai pemusik dunia.
Toboali, Ramadan hari ke-29/11 Mei 2021
Salam sehat dari Kota Toboali